serupa.id

seni belajar untuk hidup

Problem Solving (Pemecahan Masalah) : Pengertian, Indikator, Faktor, dsb

interactive problem solving adalah

Salah satu keterampilan yang digaungkan untuk menghadapi era pendidikan abad 21 adalah problem solving atau pemecahan masalah. Pemecahan masalah merupakan salah satu skill set penting untuk menghadapi tuntutan hidup di zaman yang serba cepat ini. Mengapa? Karena kecepatan dan ketelitian merupakan hal yang amat berbenturan, dan ketika kita ingin mewujudkannya, maka akan timbul banyak permasalahan, yakni kesenjangan antara harapan dan kenyataan. Dengan demikian keterampilan problem solving amatlah dibutuhkan di masa ini.

Namun demikian tidak usah menyalahkan kebutuhan abad 21, revolusi industri 4.0, atau pengaruh globalisasi juga pada dasarnya setiap orang akan menghadapi masalah. Kita semua akan selalu menemui masalah dalam kehidupan sehari-hari dan akan selalu berusaha untuk memecahkannya. Tentunya tingkat kesulitannya amatlah beragam, mulai dari yang sudah memiliki langkah untuk menyelesaikannya, hingga masalah baru yang lebih sulit untuk dipecahkan.

Oleh karena itu problem solving serta kemampuan memecahkan masalah merupakan konsep dan keterampilan penting yang harus dipahami dan dikuasai. Berikut adalah berbagai uraian mengenai problem solving atau pemecahan masalah mulai dari pengertian, indikator, hingga faktor-faktor yang memengaruhinya.

Pengertian Problem Solving

Menurut Uno (2014, hlm. 134) problem solving adalah kemampuan untuk menggunakan proses berpikir dalam memecahkan masalah dengan mengumpulkan fakta, menganalisis informasi, penyusunan alternatif solusi, serta memilih solusi masalah yang lebih efektif. Artinya problem solving merupakan pencarian solusi melalui proses berpikir yang sistematis.

Sementara itu menurut Lucenario dkk (dalam Khoiriyah & Husana, 2018, hlm. 151) problem solving adalah aktivitas yang membutuhkan seseorang antuk memilih jalan keluar yang dapat dilakukan berdasarkan kemampuan yang dimilikinya yang berarti melakukan pergerakan antara keadaan sekarang dengan kondisi yang diharapkan. Hal ini berkaitan dengan definisi masalah yang berarti kenyataan yang tidak sesuai dengan kenyataan, dan problem solving berusaha untuk memperbaiki kenyataan tersebut menjadi sesuai dengan harapan.

Selanjutnya, menurut Solso (dalam Mawaddah, 2015) pemecahan masalah adalah suatu pemikiran yang terarah secara langsung untuk menentukan solusi atau jalan keluar untuk suatu masalah yang spesifik. Tentunya solusi spesifik berarti solusi yang sesuai dengan masalah yang terjadi. Selain itu, Gagne dalam (Made, 2016, hlm. 52) mengemukakan bahwa problem solving dapat dipandang sebagai suatu proses untuk menemukan kombinasi dari sejumlah aturan yang dapat diterapkan dalam upaya mengatasi situasi yang baru. Kombinasi dari sejumlah aturan dapat dipahami sebagai algoritma atau langkah-langkah yang dapat menyelesaikan suatu permasalahan.

Berdasarkan pendapat-pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa problem solving adalah aktivitas proses berpikir untuk mencari solusi berupa suatu prosedur atau langkah yang spesifik dalam menyelesaikan suatu permasalahan secara sistematis berdasarkan kemampuan yang dimilikinya.

Jenis Masalah

Terdapat beberapa jenis masalah, yaitu:

  • Masalah yang prosedur pemecahannya sudah ada dan telah diketahui siswa;
  • Masalah yang prosedur pemecahannya belum diketahui oleh siswa;
  • Masalah yang sama sekali belum diketahui prosedur pemecahannya dan atau belum diketahui data yang diperlukan untuk mencari solusinya.

Tentunya dalam pendidikan abad 21, kemampuan pemecahan masalah yang diharapkan dapat dikuasai adalah penyelesaian masalah terhadap masalah yang belum diketahui prosedur pemecahannya dan atau belum diketahui data yang diperlukan untuk mencari solusinya.

Indikator Problem Solving

Bagaimana caranya kita mengetahui bahwa seseorang atau dalam bidang pendidikan spesifiknya peserta didik telah mampu menggunakan kemampuan problem solvingnya? Terdapat indikator yang dapat mencirikan bahwa seseorang tengah mempraktikan kemampuan pemecahan masalah. Menurut Johnson & Johnson (Tawil & Liliasari, 2013, hlm. 93) indikator-indikator penyelesaian masalah adalah sebagai berikut.

  • “Mampu mendefinisikan masalah, yaitu merumuskan masalah dari peristiwa tertentu yang mengandung isu konflik, sehingga peserta didik mengerti masalah apa yang akan dikaji. Dalam hal ini, peserta didik harus mampu mendefinisikan beberapa masalah mengenai isu-isu hangat yang terjadi di lingkungannya;
  • “Mampu mendiagnosis masalah, yaitu menentukan sebab-sebab terjadinya masalah, serta menganalisis berbagai faktor, baik faktor yang bisa menghambat maupun faktor yang dapat mendukung dalam penyelesaian masalah”. Jika hal yang pertama dilakukan adalah mengindentifikasi masalah, maka selanjutnya peserta didik harus dapat menyelidiki ataupun menemukan sebab atau alasan terjadi suatu permasalahan tersebut sehingga bisa mencari solusi;
  • “Mampu merumuskan alternatif strategi, yaitu menguji setiap tindakan yang telah dirumuskan melalui diskusi kelas”. Mengatasi suatu permasalahan tentunya bisa melakukan berbagai hal sesuai tingkat permasalahan yang ada. Strategi yang dilakukan pun bisa berbedabeda sehingga perlu adanya alternatif strategi yang lain jika salah satu strategi tidak dapat berhasil mengatasi suatu permasalahan tersebut;
  • “Mampu menentukan dan menerapkan strategi pilihan, yaitu pengambilan keputusan tentang strategi mana yang dapat dilakukan”. Pengambilan keputusan sangat diperlukan dalam memecahkan suatu masalah karena menentukan strategi yang paling baik dari beberapa alternatif strategi yang ada;
  • “Mampu melakukan evaluasi, baik evaluasi proses maupun evaluasi hasil”. Evaluasi dilakukan agar dapat memperbaiki hal-hal yang salah dari kegiatan proses maupun hasil yang dilakukan ketika memecahkan suatu masalah. Sehingga akan menjadi cerminan untuk selanjutnya agar melakukan strategi yang lebih baik lagi.

Tabel Indikator Problem Solving

Jika disusun dalam tabel indikator seperti layaknya indikator-indikator lainnya dalam bidang pendidikan, maka indikator penyelesaian masalah dapat dijabarkan sebagai berikut.

Sumber: Tawil & Liliasari, (2013, hlm. 93)

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Problem Solving

Menurut Kartika,(2017, hlm. 327) faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan pemecahan masalah adalah sebagai berikut.

  • Pengalaman Pengalaman terhadap tugas-tugas menyelesaikan soal wacana atau soal aplikasi. Pengalaman awal seperti ketakutan terhadap biolohi dapat menghambat kemampuan siswa dalam memecahkan masalah.
  • Motivasi Dorongan yang kuat dari dalam diri seperti menumbuhkan keyakinan bahwa dirinya bisa, maupun dorongan dari luar diri (eksternal) seperti diberikan soal-soal yang menarik, menantang dapat mempengaruhi hasil pemecahan masalah.
  • Kemampuan memahami masalah Kemampuan siswa terhadap konsep-konsep soal, tugas, atau permasalahan nyata yang berbeda-beda tingkatnya dapat memicu perbedaan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah.
  • Keterampilan Keterampilan adalah kemampuan untuk menggunakan akal, pikiran, ide dan kreativitas dalam mengerjakan, mengubah ataupun membuat sesuatu menjadi lebih bermakna sehingga menghasilkan sebuah nilai dari hasil pekerjaan tersebut. keterampilan tersebut pada dasarnya akan lebih baik bila terus diasah dan dilatih untuk menaikkan kemampuan sehingga akan menjadi ahli atau menguasai dari salah satu bidang keterampilan yang ada.
  • Kemandirian Kemandirian adalah kemampuan seseorang untuk melakukan suatu hal apapun sendiri, tidak bergantung pada orang lain. Sikap mandiri dapat membuat seseorang mampu menghadapi masalah yang ada. Sebaliknya, seseorang yang tidak memiliki sikap mandiri, dia tidak mampu menghadapi jika ada masalah.
  • Kepercayaan diri Kepercayaan diri akan memperkuat motivasi mencapai keberhasilan, karena semakin tinggi kepercayaan terhadap kemampuan diri sendiri, semakin kuat pula semangat untuk menyelesaikan pekerjaannya.

Langkah-langkah Problem Solving

Langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam melakukan penyelesaian masalah adalah sebagai berikut.

  • Memahami Masalah Langkah ini sangat menekankan kesuksesan memperoleh solusi masalah. Langkah ini melibatkan pendalaman situasi masalah, melakukan pemilahan fakta – fakta menentukan hubungan di antara fakta-fakta dan membuat formulasi pertanyaan masalah. Setiap masalah yang ditulis, bahkan yang paling mudah sekalipun harus dibaca berulang kali dan informasi yang terdapat dalam masalah dipelajari dengan seksama. Biasanya siswa harus menyatakan kembali masalah dalam bahasanya sendiri.
  • Membuat Rencana Pemecahan Masalahi Langkah ini perlu dilakukan dengan percaya diri ketika masalah sudah dapat dipahami. Rencana solusi dibangun dengan mempertimbangkan struktur masalah dan pertanyaan yang harus dijawab. Jika masalah tersebut adalah masalah rutin dengan tugas menulis kalimat matematika terbuka, maka perlu dilakukan penerjemah masalah menjadi bahasa matematika. Jika masalah yang dihadapi adalah masalah nonrutin, maka suatu rencana perlu dibuat, bahkan kadang strategi baru perlu digambarkan.
  • Melaksanakan Rencana Pemecahan Masalahi Untuk mencari solusi yang tepat, rencana yang sudah dibuat dalam langkah harus dilaksanakan dengan hati-hati. Untuk melalui, estimasi solusi yang dibuat sangat perlu. Diagram, tabel, atau urutan dibangun secara seksama sehingga si pemecah masalah tidak akan bingung. Tabel digunakan jika perlu. Jika solusi memerlukan komputasi, kebanyakan individu akan menggunakan kalkulator untuk menghitung daripada menghitung dengan kertas dan pensil dan mengurangi kekhawatiran yang sering terjadi dalam pemecahan masalah. Jika muncul ketidakkonsistenan ketika melaksanakan rencana, proses harus ditelaah ulang untuk mencari sumber kesulitan masalah.
  • Melihat (mengecek) Kembali Selama langkah ini berlangsung, solusi masalah harus dipertimbangkan. Perhitungan harus dicek kembali. Melakukan pengecekan dapat melibatkan pemecahan yang menentukan akurasi dari komputasi dengan menghitung ulang. Jika membuat estimasi, maka bandingkan dengan solusi. Solusi harus tetap cocok terhadap akar masalah meskipun kelihatan tidak beralasan. Bagian penting dari langkah ini adalah ekstensi. Ini melibatkan pencarian alternatif pemecahan masalah.
  • Handayani, Kartika. (2017). Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan pemecahan masalah soal cerita matematika. SEMNASTIKA 2017, 06 May 2017, Medan.
  • Khoiriyah, A. J., & Husamah, H. (2018). Problem-based learning: creative thinking skills, problem-solving skills, and learning outcome of seventh grade students. Jurnal Pendidikan Biologi Indonesia, 4(2), 151–160. https://doi.org/10.22219/jpbi.v4i2.5804
  • Made, W. (2016). Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. PT Bumi Aksara.
  • Mawaddah, Siti. (2015). Kemampuan pemecahan masalah matematika siswa pada pembelajaran matematika dengan menggunakan pembelajaran genaratif (generative learning ) di smp. Jurnal Pendidikan Matematika, 3 (2)
  • Tawil, M. & Liliasari. (2013). Berpikir Kompleks. Makassar: Badan Penerbit Universitas Makassar.
  • Uno, Hamzah. 2014. Model pembelajaran menciptakan proses belajar mengajar yang kreatif dan efektif. cetakan ke-10. Jakarta: Bumi Aksara.

Artikel Terkait

Tinggalkan komentar, batalkan balasan.

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Simpan nama, email, dan situs web saya pada peramban ini untuk komentar saya berikutnya.

Beritahu saya akan tindak lanjut komentar melalui surel.

Beritahu saya akan tulisan baru melalui surel.

Blog MySkill

Si Paling Belajar

Problem Solving: Arti, Proses, Contoh, Manfaat, dan Tips Tingkatkannya

Problem Solving: Arti, Proses, Contoh, Manfaat, dan Tips Tingkatkannya

Apa itu skill problem solving.

Skill problem solving adalah kemampuan untuk mengidentifikasi, menganalisis, dan menyelesaikan masalah secara efektif dan efisien. Ini melibatkan proses pemecahan masalah yang sistematis dan kreatif untuk mencapai solusi yang memuaskan.

Metode Problem Solving

  • Identifikasi Masalah : Langkah pertama adalah mengidentifikasi masalah dengan jelas dan spesifik.
  • Analisis Masalah : Selanjutnya, analisislah masalah tersebut dengan mengidentifikasi penyebab, faktor-faktor terkait, dan dampaknya.
  • Pengembangan Solusi : Setelah masalah dipahami dengan baik, kembangkanlah berbagai solusi yang mungkin.
  • Evaluasi Solusi : Evaluasilah setiap solusi berdasarkan kriteria yang relevan, seperti keefektifan, kepraktisan, dan dampaknya.
  • Implementasi Solusi : Pilihlah solusi terbaik dan implementasikan dengan cermat.
  • Evaluasi Hasil : Setelah solusi diimplementasikan, evaluasilah hasilnya untuk memastikan bahwa masalah telah teratasi dengan baik.

Proses dan Contoh Problem Solving

Sebagai contoh, pertimbangkanlah situasi di mana sebuah perusahaan mengalami penurunan penjualan. Kita dapat menggunakan metode problem solving untuk mengatasi masalah ini dengan mengidentifikasi penyebab penurunan penjualan, mengembangkan strategi untuk meningkatkan penjualan, dan mengevaluasi hasil dari strategi tersebut.

Mengapa Skill Problem Solving Penting?

Skill problem solving sangat penting dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam karier dan kehidupan sehari-hari. Dengan memiliki kemampuan ini, kita dapat:

  • Meningkatkan Efisiensi : Dengan mampu menyelesaikan masalah dengan cepat dan efektif, kita dapat meningkatkan efisiensi dalam berbagai tugas.
  • Meningkatkan Kreativitas : Proses pemecahan masalah memerlukan kreativitas untuk menghasilkan solusi yang inovatif.
  • Meningkatkan Kepercayaan Diri : Dengan mampu menyelesaikan masalah, kita dapat meningkatkan rasa percaya diri dan kepuasan diri.
  • Meningkatkan Produktivitas : Dengan mengatasi masalah secara efektif, kita dapat meningkatkan produktivitas dalam pekerjaan dan kehidupan sehari-hari.

Tips Meningkatkan Skill Problem Solving

  • Selalu Jaga Pikiran Terbuka : Terima masukan dari orang lain dan pertimbangkan berbagai sudut pandang.
  • Gunakan Pendekatan Sistematis : Gunakan pendekatan yang sistematis dalam mengidentifikasi masalah dan mengembangkan solusi.
  • Jangan Takut untuk Mencoba Hal Baru : Jangan takut untuk mencoba pendekatan atau solusi yang belum pernah dicoba sebelumnya.
  • Pelajari dari Pengalaman : Pelajari dari pengalaman kita sendiri maupun orang lain dalam menyelesaikan masalah.
  • Latih Skill Kita : Latihlah kemampuan problem solving kita secara teratur dengan memecahkan masalah kecil sehari-hari.

Dengan meningkatkan skill problem solving, kita dapat menjadi lebih efektif dalam menyelesaikan masalah dan mencapai tujuan kita dengan lebih baik, baik dalam konteks profesional maupun pribadi.

Mari terus belajar dan kembangkan skill di https://myskill.id/

MySkill

Dibuat oleh tim MySkill, startup pengembangan skill dan karir terbesar di Indonesia. MySkill juga mendapatkan penghargaan dari LinkedIn sebagai Top Startup Indonesia pada 2022 dan 2023 . Beberapa sumber referensi tulisan di blog MySkill seperti: Kompas , IDN Times, Forbes , Indeed , Semrush , Hubspot , AIHR , Nielsen Norman Group , Xero , Atlassian , Canva , W3 , Grammarly dan sebagainya.

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Anda harus masuk untuk berkomentar.

  • Seputar Kerja

Apa Itu Problem Solving? Ini Pengertian, Tujuan, & 5 Metodenya

Maret 20, 2024

interactive problem solving adalah

Di masa ini, problem solving adalah salah satu skill yang wajib dimiliki karyawan, terutama pemimpin dan manajer. Ada banyak manfaat problem solving , mulai dari mempermudah pengambilan keputusan hingga meningkatkan efisiensi. Tapi apa itu problem solving sebenarnya? Apa saja skill problem solving yang perlu Anda kuasai?

Dalam bahasan kali ini, kita akan membahas dengan lengkap tentang problem solving , tujuan, manfaat, dan berbagai metodenya. Yuk, scroll ke bawah untuk tahu kelanjutannya!

Apa itu Problem Solving ?

Problem Solving adalah Hal Penting dalam Sebuah Tim

Memahami apa itu problem solving adalah hal fundamental yang harus dipahami siapapun, terutama yang baru masuk ke dunia kerja atau ingin naik jenjang karir. Tanpa pemahaman dan skill problem solving yang mumpuni, seseorang akan mengalami kesulitan saat bekerja, apalagi jika lingkungan kerjanya penuh tekanan.

Menurut buku The Executive Guide to Improvement and Change , pengertian problem solving adalah kemampuan mendefinisikan masalah, menentukan sumbernya, membuat skala prioritas, menyusun alternatif-alternatif solusi, dan mengimplementasikannya sesuai kebutuhan. Singkatnya, problem solving adalah kemampuan menemukan masalah dan memecahkannya dengan baik.

Agar proses pemecahan masalah terlaksana, ada beberapa karakteristik problem solving yang wajib dipenuhi, yaitu:

  • Interaksi antara pihak-pihak terlibat, misalnya antar karyawan dalam satu divisi, lintas jabatan, atau antara atasan dan bawahan.
  • Terdapat diskusi yang diselenggarakan dengan efektif, sistematis, dan menghasilkan progres, baik secara formal, semiformal, atau informal.
  • Informasi lengkap dan valid, penyampai dapat mempertanggungjawabkan kebenarannya.
  • Saling membimbing dan melatih dari pihak berpengalaman ke yang kurang berpengalaman.

Berdasarkan karakteristik di atas, kita dapat menemukan bahwa peran pemimpin sangat vital dalam proses pengambilan keputusan. Agar proses problem solving terselesaikan, pemimpin tidak boleh egois atau terlalu longgar pada rekan-rekan yang membantunya mengambil keputusan.

Tujuan Problem Solving

Tujuan problem solving adalah untuk menyelesaikan masalah secepatnya dengan hasil terbaik

Setelah mengetahui apa itu problem solving , kali ini kita akan membahas beberapa tujuan problem solving dalam perusahaan, di antaranya adalah:

  • Melatih kemampuan karyawan untuk menghadapi masalah
  • Melatih karyawan dalam menemukan langkah-langkah terbaik untuk mencari solusi dari masalah yang ada
  • Melatih karyawan bagaimana cara bertindak dan apa yang harus dilakukan dalam situasi baru
  • Melatih karyawan untuk lebih berani dalam mengambil keputusan terbaik
  • Melatih karyawan untuk meneliti suatu masalah dari berbagai sudut pandang dan kemungkinan yang ada

Sementara itu, melatih skill problem solving bagi diri sendiri juga sangat penting. Sebab pada faktanya, keahlian ini tidak hanya berguna di dunia kerja, tapi juga dalam aspek-aspek lain kehidupan.

Sebagai contoh, Anda adalah seorang karyawan berusia 24 tahun dengan tanggungan orang tua dan 3 adik. Selain itu, Anda juga punya keinginan punya rumah dan kendaraan di usia 30 tahun. Supaya tanggung jawab dan impian tercapai, Anda melakukan proses problem solving dan menemukan solusi bahwa Anda harus punya side hustle supaya bisa menabung sekaligus tetap membantu ekonomi keluarga.

BACA JUGA: Manfaat Menerapkan Teamwork Karyawan di Perusahaan Anda

  Tahapan Problem Solving

Tahapan Problem Solving dalam Sebuah Tim

Setelah memahami apa itu problem solving dan tujuannya, di bawah ini terdapat beberapa tahapan untuk menerapkan metode problem solving . Jika Anda merasa belum punya skill problem solving mumpuni, cara-cara di bawah ini dapat membantu Anda berlatih.

1. Mendefinisikan Masalah

Tahapan pertama problem solving adalah dengan mendefinisikan, mengurai, dan menyusun kembali satu per satu masalah pokok yang sedang terjadi. Meskipun masalah-masalah tersebut tampak banyak, usahakan untuk menemukan inti dari semua masalah tersebut.

Jika Anda sedang bekerja di perusahaan, pastikan untuk mengajak rekan kerja dan orang lain yang berhubungan dengan masalah tersebut. Dengan demikian, Anda dapat mendengar masalah dari berbagai perspektif dan menemukan titik masalah.

2. Menentukan Sumber/Dalang Penyebab Masalah

Setelah masalah utama ditemukan, tahapan selanjutnya problem solving adalah menyelidiki sumber masalah tersebut. Apakah masalah timbul karena sistem? Orang-orang terlibat? Atau komunikasi yang kurang efektif? Dengan menemukan jawaban dari pertanyaan semacam itu, Anda dan tim dapat melakukan brainstorming sumber masalah, sebelum mencari solusinya.

3. Menentukan Prioritas Masalah

Dalam satu kali brainstorming , Anda dan rekan-rekan barangkali akan menemukan lebih dari satu masalah untuk dipecahkan. Namun demikian, memaksakan diri menyelesaikan semua masalah dalam satu waktu sangat tidak efisien. Bukannya tuntas, bisa-bisa Anda dan tim justru tidak akan memecahkan satu pun masalah.

4. Mengembangkan Solusi Alternatif

Claire Cook – penulis terkenal asal Amerika Serikat – pernah berkata, “Jika plan A tidak berhasil, ingatlah masih ada 25 huruf untuk dijadikan rencana ( plan B, C, D, dan seterusnya”. Alternatif-alternatif rencana seperti ini juga perlu Anda siapkan jika sewaktu-waktu solusi utama tidak bekerja.

5. Mengimplementasikan Solusi dan Mengevaluasinya

Tahapan terakhir pada proses problem solving adalah mengimplementasikan solusi sesuai kesepakatan bersama. Setelah sudah menemukan solusi terbaik, maka Anda tinggal menyusun strategi penerapan, membagikannya kepada tim anggota, dan menindaklanjuti solusi yang sudah diputuskan.

Tidak berhenti sampai disitu, ada baiknya jika Anda bisa mengumpulkan masukan dari anggota tim atau pihak-pihak yang terlibat dan melakukan evaluasi dari penerapan solusi tersebut.

Pada setiap tahapan untuk menyelesaikan masalah, dibutuhkan beberapa skill problem solving yang mumpuni. Seperti kemampuan menganalisis, kemampuan berdiskusi, hingga penentuan prioritas.

BACA JUGA: Jenis Kepemimpinan Dalam Perusahaan. Anda Termasuk yang Mana?

Metode Problem Solving

Metode Problem Solving Terbaik untuk Perusahaan

Dalam proses problem solving , ada beberapa metode yang dapat Anda gunakan, di antaranya adalah:

1. Linear Thinking

Metode problem solving pertama yang dapat Anda terapkan adalah linear thinking . Penggunaan metode ini sangat sederhana, yaitu dengan menekankan pada pertanyaan “mengapa” agar bisa menemukan akar permasalahan. Setelah akarnya ditemukan, Anda bisa menggunakan data-data lama dan solusi yang ada untuk diterapkan.

Linear thinking adalah salah satu metode problem solving paling tradisional dan mudah dilaksanakan. Kelemahannya, linear thinking hanya cocok untuk menghadapi masalah yang pernah dihadapi sebelumnya, tapi tidak sesuai jika masalahnya sama sekali baru.

2. Design Thinking

Berbeda dengan linear thinking , dalam apa itu problem solving penggunaan design thinking lebih menekankan pendekatan dari sisi user . Untuk memulainya Anda bisa mencoba untuk berempati kepada user yang sedang menghadapi masalah.

Proses Metode Design Thinking menurut Stanford

Kemudian setelah Anda mengetahui apa masalah yang dihadapinya, Anda bisa menggunakan skill problem solving yang dimiliki untuk membuat beberapa gambaran atau prototype yang dapat diuji untuk menemukan solusi dari masalah tersebut.

3. Creative Problem Solving

Ketika kita membahas apa itu problem solving , maka Anda perlu menciptakan keseimbangan antara logika dan kreativitas. Anda bisa menggunakan kreativitas untuk mencari tahu apa penyebab masalah yang terjadi dan kemudian mengembangkan solusi yang inovatif.

Metode creative problem solving tidak hanya seputar brainstorming atau ide-ide gila yang out of the box . Tetapi Anda juga perlu fokus untuk mendapatkan ide sebanyak-banyaknya dari proses tersebut.

4. Solution-based Thinking

Metode problem solving keempat yang dapat Anda terapkan adalah solution-based thinking , yaitu metode pemecahan masalah dengan berfokus pada solusi-solusi yang dapat dipastikan keberhasilannya.

Jika dibandingkan, solution-based thinking tampak seperti pertengahan antara linear thinking dan creative problem solving . Dari segi kecepatan, metode solution-based sama terfokusnya seperti linear thinking . Akan tetapi, dari segi fleksibilitas ide, solution-based thinking menggunakan pendekatan brainstorming seperti creative problem solving .

Demikianlah penjelasan mengenai apa itu problem solving , tujuan, dan metode-metodenya. Skill problem solving adalah salah satu keahlian paling dicari di dunia kerja. Bagi perusahaan, karyawan dengan kemampuan memecahkan masalah adalah aset berharga, baik untuk masa sekarang atau masa depan.

Apakah perusahaan Anda sedang mencari karyawan berkualitas tersebut? Kesulitan menemukan platform penyedia SDM dengan skill problem solving tingkat tinggi? Pasang iklan lowongan kerja Anda di KitaLulus dan jemput anggota tim impian Anda sekarang juga!

Lihat ribuan lowongan kerja dan berkomunikas secara langsung dengan HRD atau pemilik usaha

Download Aplikasi KitaLulus sekarang!

‍#MulaiSekarang demi masa depan yang lebih baik!

pasang loker

  • Pemilihan Jurnal untuk Publikasi Ilmiah
  • Peraturan Tel-U Open Library
  • Sumber Daya Informasi Pendukung Kegiatan Penelitian
  • Surat Bebas Kewajiban Perpustakaan (SBKP)
  • Layanan Assistive Technology
  • Fasilitas Cek Similarity, iThenticate dan Turnitin
  • Cara Akses Scopus
  • Standar Layanan Open Library
  • Cara Akses Koleksi Electronic Book Open Library
  • Layanan Document Delivery Service
  • Tentang Kami
  • Tahun Terbit

Analisis Interactive Problem Solving-Based Adaptation Pada IMS Learning Design

Ady pudriansyah, [email protected], informasi dasar.

interactive problem solving adalah

ABSTRAKSI: ABSTRAK Konsep adaptive hypermedia merupakan sebuah solusi dari ketidakefektifan hypermedia tradisional dalam menyajikan konten dan navigasi kepada user yang berbeda karakteri stiknya. Pada bidang pendidikan konsep ini disebut dengan Adaptive Educational Hypermedia (AEH). Ada dua model yang dapat digunakan dalam pembangunan sebuah sistem AEH, yaitu Dexter dan AHAM, yang membagi sistem AEH menjadi beberapa layer. Learning design merepresentasikan learning dan support activity yang dijalankan oleh user yang berbeda, contohnya learner dan teacher pada konteks UoL. Instructional Management Systems Learning Design (IMS - LD) merupakan sebuah standar pada learning system yang merepresent asikan UoL secara semantik, formal dan mudah diintepretasikan oleh mesin . IMS - LD cukup ekspresif dalam merepresentasikan beberapa tipe adaptasi. Salah satu tipe adaptasi yang didukung dengan baik oleh IMS - LD adalah interactive problem solving - based adaptat ion . Teknik adaptasi yang digunakan dalam penerapan interactive problem solving - based adaptation yaitu show/hiding links, hint , dan menampilkan kesalahan. Pada pengujian dibuktikan ketiga teknik tersebut dapat diterapkan pada IMS - LD.KATA KUNCI: adaptive , hypermedia, navigation AEH, interactive problem solving - based adaptationABSTRACT: The adaptive hypermedia concept is a solution of the ineffectiveness of traditional hypermedia to present content and navigation according to different user chara cteristics. In the field of education there is a concept called Adaptive Educational Hypermedia (AEH). There are two models that can be used of traditional in the construction of an AEH system, Dexter and AHAM, which divide the system into several layers. Learning design represents learning and support activity that is run b y a different user, for example learner and teacher in the context of the UOL. Instructional Management Systems Learning Design (IMS - LD) is a standard in learning system that represent UoL semantically, formally and easily interpreted by machines . IMS - LD standard is expressive enough to represent some type of adaptation. I nteractive problem solving - based adaptation is o ne type of adaptation which is well - supported by the IMS - LD . I nteract ive problem solving - based adaptation techniques are show / hiding links, hint, and display error. The testing concluded that the three techniques can be applied to the IMS - LDKEYWORD: adaptive, hypermedia, navigation AEH, interactive problem solving - ba sed adaptation

Download / Flippingbook

04 Mar 2022

Apa itu problem solving manfaat dan penerapannya.

Artikel - FAS,

Artikel - FET,

Artikel - FOB,

Artikel - FOE,

 alt=

Masalah dapat didefinisikan sebagai situasi atau tantangan yang memerlukan tindakan atau pemecahan untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Dalam hal ini, masalah dapat didefinisikan sebagai proses kognitif yang melibatkan identifikasi, pemahaman, dan penyelesaian suatu masalah.

Proses penyelesaian masalah dimulai dengan pengenalan masalah, kemudian analisis masalah untuk mengetahui penyebabnya dan solusi yang mungkin. Setelah itu, langkah-langkah konkret diambil untuk menerapkan solusi tersebut, dan hasilnya dievaluasi untuk memastikan bahwa masalah telah diselesaikan secara efektif.

Dalam penyelesaian masalah, berbagai keterampilan dapat diperlukan, termasuk kreativitas, pemikiran kritis, pengambilan keputusan, dan kemampuan untuk membangun dan menguji solusi. Ini adalah proses penting dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam konteks profesional maupun pribadi. Kemampuan untuk mengatasi masalah dengan efektif dapat membantu seseorang mengatasi masalah, mencapai tujuan, dan membuat keputusan yang lebih baik.

Bagaimana Proses Problem Solving Terjadi?

Untuk mengatasi masalah atau situasi tantangan, seringkali seseorang menggunakan proses penyelesaian masalah. Pada tahap pertama, masalah diidentifikasi. Ini berarti masalah dikenali dengan jelas. Setelah itu, analisis masalah dilakukan untuk memahami sumber masalah, serta akibatnya. 

Pada tahap ketiga, ide kreatif digunakan untuk menghasilkan berbagai alternatif solusi. Setelah itu, evaluasi solusi dilakukan untuk menentukan solusi terbaik berdasarkan hasilnya. Tahap berikutnya adalah menerapkan solusi melalui rencana tindakan yang jelas, dan terakhir, evaluasi hasilnya. 

Proses penyelesaian masalah membantu orang mengatasi masalah dengan cara yang terorganisir dan efektif, menghasilkan solusi yang lebih baik, dan membuat keputusan yang lebih baik.

Manfaat Problem Solving

Manfaat Problem Solving

Delapan berikut adalah manfaat utama dari memiliki kemampuan menyelesaikan masalah yang perlu kamu tau:

1. Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah  

Manfaat utama problem solving adalah kemampuan untuk mengatasi masalah dengan lebih efektif. Seseorang yang telah memiliki kemampuan pemecahan masalah akan dapat menghadapi tantangan dengan lebih percaya diri, mencari solusi yang lebih baik, dan mengurangi tingkat stres yang dihadapi ketika menghadapi masalah.

2. Meningkatkan Kemampuan Pengambilan Keputusan

Proses analisis dan evaluasi yang dikenal sebagai penyelesaian masalah membantu orang membuat keputusan yang lebih baik dalam kehidupan pribadi dan profesional, seperti memilih karir, investasi, atau keputusan-keputusan penting lain dalam hidup.

3. Meningkatkan Kreativitas 

Saat menghadapi masalah, seseorang seringkali harus berpikir kreatif untuk menemukan cara baru untuk menyelesaikannya. Hal ini dapat membantu meningkatkan kemampuan kreatif dan inovasi.

4. Meningkatkan Komunikasi 

Untuk meningkatkan kemampuan komunikasi interpersonal, penyelesaian masalah sering melibatkan kerja tim, di mana orang harus berkomunikasi dan bekerja sama dengan orang lain.

5. Meningkatkan Produktivitas

Dengan memecahkan masalah secara efektif, individu dan kelompok dapat meningkatkan produktivitas dan efisiensi, yang berkontribusi pada pencapaian tujuan dan hasil yang diinginkan.

6. Meningkatkan Kepercayaan Diri 

Mengatasi masalah dengan sukses dapat meningkatkan kepercayaan diri seseorang. Ini karena mereka sadar bahwa mereka memiliki kemampuan untuk menghadapi tantangan.

7. Pengembangan Karier

Dalam konteks karir, kemampuan pemecahan masalah sangat dihargai. Orang yang memiliki kemampuan pemecahan masalah yang baik memiliki kemungkinan lebih besar untuk mencapai kesuksesan di tempat kerja.

8. Meningkatkan Kualitas Hidup 

Kemampuan menyelesaikan masalah dapat meningkatkan kualitas hidup seseorang. Ini karena kemampuan pemecahan masalah memungkinkan orang untuk mengatasi masalah yang mungkin menghalangi mereka dari mencapai tujuan dan kebahagiaan pribadi mereka.

Oleh karena itu, mempelajari kemampuan menyelesaikan masalah adalah langkah yang bagus untuk membangun diri sendiri dan meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan.

Penerapan Problem Solving di Kehidupan

Dalam kehidupan sehari-hari, memecahkan masalah berarti mengatasi berbagai situasi dan masalah. Pertama-tama, penting untuk mengidentifikasi masalah dengan jelas. Ini berarti merumuskan masalah dengan tepat, menemukan sumbernya, dan memahami bagaimana masalah tersebut akan mempengaruhi kehidupan kita. Misalnya, beban kerja yang berlebihan adalah masalah jika seseorang mengalami stres karena terlalu banyak tugas yang harus mereka selesaikan.

Analisis dilakukan setelah masalah ditemukan. Ini mencakup mengumpulkan informasi, memikirkan solusi yang mungkin, dan memahami akibat dari setiap solusi. Orang mungkin perlu mempertimbangkan contoh di atas atau meminta bantuan rekan kerja.

Selanjutnya, langkah ketiga adalah membuat dan menerapkan solusi. Ini mencakup membuat rencana tindakan yang jelas, mengambil tindakan konkrit untuk mengatasi masalah, dan dengan konsisten mengikuti rencana tersebut. Mengatur prioritas tugas, menggunakan alat manajemen waktu, atau berbicara dengan atasan tentang cara memberikan tugas yang lebih seimbang adalah beberapa solusi untuk beban kerja yang berlebihan.

Terakhir, refleksi dan evaluasi adalah langkah penting dalam menyelesaikan masalah. Setelah penerapan solusi, sangat penting untuk menilai apakah masalah telah diselesaikan dengan baik dan apakah solusi itu efektif. Jika hasil yang diinginkan belum dicapai, orang harus siap untuk merevisi rencana dan mencari solusi yang lebih baik atau perbaikan.

Problem solving membantu orang mengatasi masalah dengan lebih baik, mengurangi stres, meningkatkan kualitas hidup, dan membuat keputusan yang lebih baik. Ini juga membantu mereka tumbuh dalam keterampilan penting yang mereka miliki secara pribadi dan profesional. Problem solving dapat menjadi alat yang kuat untuk menghadapi masalah dalam kehidupan sehari-hari jika dilakukan dengan cara yang sistematis dan berpikir kritis.

Sampoerna University

Sampoerna University adalah sebuah universitas terakreditasi penuh di Indonesia yang menawarkan pilihan terbaik bagi mereka yang mencari pendidikan internasional unggul. Kami adalah universitas swasta, non-denominasi, nirlaba yang berlisensi dan terakreditasi oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia. 

Sampoerna University menawarkan berbagai program sarjana dan magister di bidang-bidang seperti bisnis , teknologi informasi , kreativitas dan desain , serta studi kelas dunia. Universitas ini menempatkan fokus pada pendekatan pembelajaran yang inovatif dan berorientasi pada industri, dengan tujuan untuk mempersiapkan mahasiswa berhasil dalam karir mereka.

Kami berkomitmen untuk menyediakan lingkungan pembelajaran yang inklusif dan mendukung bagi mahasiswa, dengan dukungan fasilitas modern dan fakultas yang berkualitas. Kami juga memberikan beasiswa dan program bantuan keuangan untuk mendukung aksesibilitas pendidikan bagi mahasiswa berprestasi.

Dalam beberapa tahun sejak didirikan, Sampoerna University telah menjadi pilihan pendidikan tinggi yang menarik bagi calon mahasiswa di Indonesia. Dengan pendekatan pembelajaran yang inovatif, koneksi industri yang kuat, dan fokus pada pengembangan karir, kami memiliki tujuan untuk menghasilkan lulusan yang siap menghadapi tantangan dunia kerja.

Segera daftar untuk ikut proses penerimaan mahasiswa baru tahun ajaran 2023-2024 disini . Admission Team kami akan segera menghubungi untuk memberi informasi lebih detail.

Jadwalkan dengan kami kapanpun kamu ingin visit tour kampus on-site atau virtual!

Recent Post

Featured Image

5 Film Animasi Indonesia Yang Mendunia

Featured Image

Internet of Things: Definisi, Contoh & Cara Kerja

Featured Image

3 Profesi Bergengsi Di Dunia Penerbangan Selain Pilot

Share This Article

Recent More

film animasi indonesia

Mei, 08 2024

Industri animasi Indonesia telah mencatatkan perkembangan yang signifikan dan mulai mencuri perhatian di panggung...

Apa itu Internet of things?

Apa Itu IoT (Internet Of Things)? Internet of Things (IoT) adalah konsep yang mengacu...

profesi bergengsi di dunia penerbangan

Industri penerbangan terus berkembang pesat, membuka berbagai peluang menarik bagi kamu yang ingin berkarier...

What is Game-Based Learning? A Teacher’s Guide and Examples

Febriana Ramadhanya

Febriana Ramadhanya

What is Game-Based Learning? A Teacher’s Guide and Examples

Have you ever noticed how quickly time flies when you’re absorbed in a fun game? Numerous studies, like this article on the effects of digital game-based learning , have shown that this powerful engagement can be harnessed to raise classroom engagement to a whole new level. These findings, along with a great many others, highlight the significant impact of game-based learning on student motivation and participation.

But what exactly is game-based learning (GBL), and is it the same as gamification? Not quite! Many may mistake the two as the same due to the use of the word “game”, but each teaching approaches learning from fundamentally different angles. Let’s dive into the world of educational games and uncover the exciting potential of game-based learning for teachers and students alike.

What is Game-Based Learning? More Than Just Learning with Games

In a nutshell, game-based learning is a comprehensive approach that utilizes games to enhance the learning process. It leverages game-like elements to create effective learning experiences that promote deeper understanding and knowledge retention.

interactive problem solving adalah

Examples of Game-Based Learning Based on Subjects

Language arts.

  • Vocabulary Games: Students can play online vocabulary games where they drag and drop words to definitions or complete sentences with missing words. These games can be tailored to specific reading lists or themes.
  • Interactive Storytelling: Students can participate in creating stories collaboratively through online platforms or role-playing games. These activities encourage creativity, writing skills, and critical thinking.
  • Grammar Quiz Competitions: Transform grammar practice into a game show experience with online quizzes inspired by Wheel of Fortune and Family Feud . These competitions offer points, leaderboards, and badges for correct answers.
  • Math Simulations: Students can explore real-world applications of math concepts through simulations, like managing a virtual lemonade stand to understand concepts like profit and loss, or navigating a spaceship using geometric principles.
  • Math Arcade Games: Educational games can transform basic math operations like addition, subtraction, multiplication, and division into engaging arcade-style experiences. These games can help students develop fluency and build confidence.
  • Interactive Problem-Solving Activities: Platforms can offer problem-solving scenarios where students have to apply math concepts to find solutions. These activities encourage critical thinking and logical reasoning.
  • Science Simulations: Students can delve into scientific phenomena through interactive simulations. Imagine conducting virtual experiments on weather patterns or exploring the human body through a 3D model.
  • Science Trivia Games: Review key science concepts through online quizzes that incorporate elements of competition and instant feedback. Challenge students with a Jeopardy-inspired review game to reinforce key concepts.
  • Classification Challenges: Students can participate in online games where they have to classify objects or organisms based on specific scientific criteria.

History & Social Studies

  • Historical Simulations: Immerse students in historical events through role-playing games. Students can take on the roles of historical figures and make decisions that impact the course of history.
  • Interactive Timelines: Platforms can offer interactive timelines and roadmaps where students can explore historical events by clicking on different periods and uncovering information through multimedia elements.
  • Geography Challenges: Educational games can test students’ geographical knowledge through quizzes, map-based activities, or virtual tours of different countries and cultures.

Benefits of Game-Based Learning

Game-based learning offers a myriad of benefits for students, transforming classrooms from passive learning environments to engaging adventures. Here’s how learning with games can revolutionize the learning experience:

Game-based learning makes the classroom more fun and engaging

Increased engagement & motivation

Games tap into our natural desire for challenge and reward. GBL replaces rote memorization with active participation, fostering a more positive learning environment. Students become more invested as the game progresses, leading to a deeper interest in the subject matter. This intrinsic motivation fuels their desire to learn and explore further.

Improve Knowledge Retention

But the benefits go beyond simply capturing student interest. The interactive nature of these games allows for improved knowledge retention. By practically applying concepts, students solidify their understanding and create long-lasting memories. GBL experiences often require students to solve problems, make decisions, and navigate challenges within the game. This process helps them build connections between concepts and create a more robust knowledge base.

Encourages Critical Thinking & Problem-Solving

GBL also equips students with valuable skills that extend far beyond the classroom. Many game-based learning games require strategic approaches and creative solutions to overcome obstacles, fostering the development of critical thinking and problem-solving skills. As students navigate challenges within the game, they learn to analyze situations, develop solutions, and adapt their strategies. These valuable skills prepare them to tackle real-world problems with confidence.

Enhanced Collaboration & Communication

Finally, game-based learning can promote collaboration and communication. Some GBL experiences are designed to encourage teamwork. Students work together, communicate effectively, and strategize as a team to achieve success. This collaborative approach fosters valuable social and communication skills that are essential for success in both academic and professional settings. Game-based learning games encourage students to work together, fostering a sense of teamwork and communication.

The Challenges of Game-Based Learning

While game-based learning offers a treasure trove of benefits for student engagement and learning, it’s important to acknowledge some potential challenges. 

Investment of Time and Resources

One concern is the cost and time associated with familiarizing ourselves with the mechanics of a game. Additionally, some GBL platforms may require a subscription fee, which needs to be factored into budget considerations.

Alignment with Curriculum

Educators also need to carefully evaluate GBL options to ensure they align with their specific curriculum and learning objectives. Not all games are created equal, and some may not perfectly match the intended educational goals.

Screen Time Management

Another consideration is screen time. An overreliance on online games can lead to increased screen time for students, which may have its own set of drawbacks. Finding a healthy balance between game activities and other forms of learning that involve less screen time, such as discussions, group projects, or hands-on activities, is crucial. 

Addressing Non-Cognitive Skills

While some GBL experiences excel at promoting critical thinking and collaboration skills, they may not always explicitly target non-cognitive skills like social-emotional learning or communication. Educators may need to supplement GBL activities with lessons or projects that specifically address these areas to ensure a well-rounded learning experience.

By acknowledging these potential drawbacks, educators can make informed decisions about how to integrate game-based learning games effectively into their teaching strategies. The key lies in finding the right balance between GBL and other instructional methods to create a comprehensive and engaging learning environment for students.

Gamification vs Game-Based Learning Explained

While both game-based learning and gamification aim to increase engagement and participation, there’s a key distinction between the two. Game-based learning prioritizes learning objectives, using the game as the primary learning tool. Gamification, on the other hand,  focuses on making existing activities more engaging by adding gamified elements .

Game-based learning vs gamification

How Technology Elevates Game-Based Learning & Gamification

Both game-based learning and gamification use games and game-like features to make learning fun and boost student participation. But how can we make them even more effective? This is where education technology can play a part. Let’s see how technological advancement can increase the efficacy of both GBL and gamification.

  • Automated Mechanics: Tech tools can automate tasks like point allocation , badge awarding, and leaderboard updates , freeing up teachers’ time to focus on instruction and student interaction.
  • Data Analytics: Gamified learning platforms like ClassPoint can provide educators with valuable data on student performance and engagement. This data can be used to refine the gamification strategies and personalize the learning experience.
  • Personalized Learning: Technology can personalize GBL experiences by adapting the difficulty level or content based on individual student progress. This ensures a more engaging and effective learning journey for each student.
  • Real-time Feedback & Assessment: GBL platforms can provide students with immediate feedback on their performance within the game, allowing them to adjust their strategies and solidify their understanding.
  • Engaging Design: Technology allows for the creation of visually appealing and interactive gamified elements, further enhancing the motivational power of gamification.
  • Advanced Simulations: Educational games can leverage virtual reality (VR) or augmented reality (AR) to create immersive simulations that bring abstract concepts to life. Imagine students exploring the human body in VR or conducting virtual experiments in a science simulation.

Technology and game-based learning goes perfectly hand in hand

Leveraging Game-Based Learning and Gamification in Your Classroom 

If you’re interested in applying game-based learning to your curriculum, the time to try is now. While game-based learning platforms offer fantastic opportunities for immersive learning experiences, incorporating gamification elements can further enhance your existing curriculum. Think of gamification as the secret sauce that adds an extra layer of engagement.

Craft Interactive Quizzes & Assessments

Boring assessments are a thing of the past. Design interactive quizzes with various question types, from multiple-choice to open-ended and image-based questions. Students can participate in real-time, and you can receive instant feedback on their understanding, allowing you to adjust your teaching accordingly. You can convert a history presentation into a thrilling trivia competition or turn a science lesson into a collaborative quiz show – all directly within your existing slides.

Supercharge Engagement with Gamification Elements

ClassPoint goes beyond simply incorporating gamified features. You can easily add captivating gamification elements like leaderboards, badges, and point systems to your presentations. For example, awarding a star when a student participates . These elements of friendly competition add another layer of engagement, making learning a truly stimulating experience.

Run Quick and Fun Game Sessions in PowerPoint

Whether it is a trivia showdown, games inspired by popular American game shows like Family Feud , Wheel of Fortune , and Jeopardy , or low-prep classroom games turning your PowerPoint into a game arena has been easier than ever. Randomly group students into teams , and incorporate these games into your PowerPoint teaching to effectively promote active participation and knowledge retention among your students or participants!

Final Thoughts

The traditional classroom is evolving and educators should partake in the revolution. Gone are the days of rote memorization and passive learning, and with both game-based learning and gamification, you can transform classrooms into engaging and interactive spaces. By harnessing the power of play and friendly competition, educators can ignite a passion for learning in their students.

Embracing these trends also doesn’t require a complete overhaul of your curriculum. A wealth of resources is available, from game-based learning platforms to tools that can integrate gamification elements into existing lessons. This flexibility allows educators to tailor their approach, creating a learning environment that best suits their students and lesson plans.

By applying these methods, teachers can empower students to become active participants in their educational journey. Learning shouldn’t feel like a chore, and with game-based learning, it won’t have to.

About Febriana Ramadhanya

Try classpoint for free.

All-in-one teaching and student engagement in PowerPoint.

Supercharge your PowerPoint. Start today.

500,000+ people like you use ClassPoint to boost student engagement in PowerPoint presentations.

Zenius Fellow

interactive problem solving adalah

  • UTBK-SBMPTN

Pengertian Problem Solving Beserta Teori dan Contoh Soalnya

  • Posted by by Maulia Indriana Ghani
  • Mei 10, 2022

Elo pernah main game tebak-tebakan, nggak? Misalnya, ada tiga orang, manakah yang termasuk pencuri? Nah, itu termasuk contoh problem solving. Apa pengertian problem solving? Gimana strategi penyelesaiannya? Yuk, kepoin!

Elo termasuk pencinta kopi, bukan? Biasanya, pencinta kopi itu kalau pagi-pagi sebelum beraktivitas, ya ngopi dulu. Kalau nggak ngopi, rasanya bakal lemas sepanjang hari, nggak bergairah.

Alhasil, kegiatan membuat kopi itu menjadi sesuatu yang elo lakukan secara otomatis tanpa proses berpikir panjang. Pokoknya langsung satsetsatset . Mulai dari menyiapkan cangkir, menuang kopi ke dalam cangkir, menambahkan gula, menuang air panas, mengaduk-aduk, dan yang terakhir, seruput, deh!

Membuat kopi biasa merupakan kegiatan yang dilakukan secara otomatis tanpa berpikir.

Lain halnya ketika elo mau membuat kopi ala coffee shop , misalnya latte art . Buat elo yang nggak biasa bikin latte art , kegiatan tersebut tentu membutuhkan proses berpikir, yang mencakup strategi dan perencanaan.

Misalnya, apa aja sih, yang gue butuhkan untuk membuat latte art ? Oh, gue butuh alatnya, bahan-bahan harus yang terbaik, lama proses pembuatannya juga perlu gue perhatikan supaya nggak telat berangkat sekolah, terakhir bentuk art -nya.

Membuat latte art membutuhkan proses berpikir panjang dan problem solving.

Kurang lebih, elo akan berpikir seperti itu, kan? Jadi, dalam menyelesaikan masalah atau problem solving itu elo akan menggunakan metode yang berbeda-beda. Misalnya pada contoh kasus kopi di atas, elo menggunakan metode planning perincian detail.

Kedua, ada metode perhitungan matematis. Jadi, elo menggunakan perhitungan dalam menyelesaikan suatu masalah. Selanjutnya, ada metode trial-error , elo coba, gagal, elo ulang lagi sampai berhasil.

Nah, cara terbaik untuk solve problem adalah elo harus tahu konteks masalah dan informasi yang elo punya terlebih dahulu untuk mendapatkan metode yang paling cocok digunakan. Namun, elo nggak harus memilih salah satu dari ketiga cara tersebut, kok. Elo bisa mengombinasikan ketiga cara tersebut untuk mendapatkan solusi yang terbaik.

Oke, contohnya bakal gue bahas setelah elo memahami pengertian problem solving di bawah ini, ya.

Apa Itu Problem Solving?

Elo pasti sering mendengar istilah problem solving , kan? Di sekolah pun kita dididik untuk memiliki skill yang satu ini. Nggak cuma di sekolah, kok. Dunia kerja pun membutuhkan orang-orang dengan skill tersebut.

Pasalnya, problem solving adalah bagian dari keterampilan atau kecakapan intelektual seseorang. Tanpa memahami dan memiliki skill tersebut, akan sulit rasanya saat elo menghadapi berbagai masalah atau hambatan dalam hidup.

Kita bisa mendefinisikan pengertian problem solving sebagai proses identifikasi masalah, mengembangkan solusi yang mungkin bisa digunakan, dan mengambil tindakan yang tepat dari pilihan solusi tersebut.

Oke, sekarang kita tahu nih, kalau problem solving itu secara istilah use logic atau menggunakan logika berpikir dan prosedur efektif untuk menyelesaikan suatu masalah setepat dan sesimpel mungkin.

Baca Juga : 5 Cara Melatih Logika Berpikir Supaya Lolos Tes Logika Penalaran

Jadi, jelas ya, bahwa tujuan problem solving itu untuk memecahkan suatu masalah. Selain itu, untuk melatih orang-orang dalam menghadapi permasalahan dan hambatan, mendapatkan langkah terbaik untuk menyelesaikan permasalahan, dan melatih orang untuk bertindak di situasi baru.

Ada nggak sih, pengertian problem solving secara teoritis? Ada. Teori problem solving yang akan gue angkat kali ini berdasarkan pendapat Marzano dkk (1988), bahwa problem solving adalah salah satu bagian dari proses berpikir yang berupa kemampuan untuk memecahkan permasalahan.

Nah, kalau di sekolah, tujuan problem solving ini untuk memecahkan masalah dalam pelajaran matematika, sains, dan ilmu sosial. Contohnya gimana, sih? Penasaran? Oke, lanjut ke poin berikutnya, ya.

Strategi Problem Solving

Coba deh, elo perhatikan soal dan penyelesaiannya di bawah ini!

contoh soal problem solving dan pembahasannya tentang roti bakar asin manis.

Gimana, kebayang nggak sama cara di atas? Gue rincikan penyelesaiannya supaya elo bisa lebih mudah dalam memahaminya, ya.

Pertama, elo perhatikan dulu data yang disajikan. Dari data tersebut, elo bisa memperoleh informasi penting atau aturan-aturan suatu masalah. Ingat, bahwa aturan itu untuk elo perhatikan dan ikuti, bukan kontradiksi atau kebalikan dari aturan itu, ya!

Baca Juga : Mengenal Kesalahan Logika Beban Pembuktian

Selanjutnya, elo proses dan analisis datanya hingga menghasilkan solusi.

Dari contoh kasus tersebut, kita memperoleh satu hal penting. Hal penting apa, sih? Dari situ kita belajar, bahwa untuk memecahkan masalah secara tepat, kita perlu mengikuti serangkaian tahapan.

Kita bisa menyebut rangkaian tahapan tersebut sebagai strategi problem solving . Ada yang gue suka, nih. Bransford dan Stein (1993), memperkenalkan strategi problem solving dengan akronim IDEAL.

IDEAL = Identify, Define, Explore, Act dan Look

Gue uraikan satu per satu, ya.

I → Identify Problem

Pada tahap ini, elo perlu mengidentifikasi masalahnya terlebih dahulu. Karena, masalah itu kadang nggak sesederhana itu, guys.

Dalam beberapa kasus, orang-orang mungkin saja salah menafsirkan atau mengidentifikasikan masalah. Alhasil, upaya problem solving yang dilakukan nggak seefektif dan seefisien yang diharapkan, iya nggak?

Strategi yang bisa elo gunakan, misalnya dengan mengajukan pertanyaan mengenai masalah tersebut, cari tahu seluk-beluk permasalahan itu—bisa menjawab apa, siapa, mengapa, kapan, di mana, dan bagaimana.

Elo juga bisa memecah atau mengklasifikasikan permasalahan menjadi bagian yang lebih kecil. Lihat juga masalah itu dari berbagai sudut pandang. Kalau udah, elo bisa lanjut ke tahap selanjutnya.

D → Define Goal

Setelah identifikasi masalah, elo juga perlu mendefinisikan suatu masalah secara detail. Untuk apa? Tentu saja untuk dapat solve problem tersebut.

Cari tahu aspek mana sih, yang termasuk fakta, dan mana yang termasuk opini. Bedakan hal itu. Kemudian, definisikan masalah secara jelas dan identifikasi solusinya.

E → Explore Possible Strategies

Selanjutnya, gali solusinya. Manakah solusi yang paling potensial untuk memecahkan masalah tersebut?

Di tahap ini, elo perlu mengumpulkan banyak ide, sebanyak-banyaknya, ya.

Kalau udah ada banyak ide, langkah selanjutnya adalah mengembangkan strategi. Elo bisa menggunakan strategi heuristik, yaitu menemukan solusi berdasarkan pengalaman masa lalu yang mirip dengan masalah sekarang.

Atau menggunakan strategi algoritma, yaitu menemukan solusi dengan cara bertahap untuk mendapatkan solusi yang lebih akurat. Namun, tentu saja strategi algoritma lebih lama, karena elo harus merinci lebih detail dalam menyelesaikan masalahnya.

A → Anticipate Outcomes and Act

Setelah strategi tertentu dipilih, elo mulai melaksanakan strategi tersebut di tahap ini. Kira-kira, strategi yang udah gue pilih ini akan berhasil atau nggak, ya? Langkah ini sudah betul atau belum, ya? Efektif atau nggak, ya?

Selain menggunakan strategi, elo juga masih perlu memantau situasi. Pastikan bahwa masalah yang sedang diselesaikan sekarang itu nggak menimbulkan masalah baru.

L → Look back and Learn

Setelah solusi tercapai, bukan berarti elo bisa melenggang pergi gitu aja, ya. Kaji kembali solusi yang sudah dilaksanakan dan evaluasi dampaknya.

Kalau di sekolah, setelah elo menyelesaikan suatu soal, misalnya matematika, elo cek lagi hasilnya. Perhitungan elo udah benar atau ada yang keliru? Elo udah menggunakan cara yang tepat atau belum? Elo tadi baca soalnya teliti atau nggak? Begitu, kan?

Kalau semuanya sudah oke, artinya elo berhasil menyelesaikan suatu masalah. Kalau masih belum berhasil, elo coba lagi, ulang dari awal. Artinya, elo sedang menggunakan metode trial-error .

Gimana, paham sampai sini? Kalau elo masih kurang greget sama uraian di atas, jangan khawatir. Karena, elo bisa pelajari materi problem solving pakai animasi di video belajar Zenius dengan klik banner di bawah ini.

materi bahasa indonesia

Contoh Soal Problem Solving dan Pembahasan

Setelah memahami uraian mengenai pengertian problem solving di atas, artinya elo udah siap menyelesaikan berbagai permasalahan dari soal-soal di bawah ini. Cekidot !

Contoh Soal 1

Zahra mengikuti acara amal dan ia kebagian mengumpulkan amplop-amplop yang berisi uang dari penyumbang. Amplop-amplop tersebut berisi uang kertas. Semua amplopnya berisi tiga uang kertas, namun ada juga beberapa amplop yang berisi satu, dua atau tiga nota (bukan uang). Semua uang kertas bisa bernilai Rp1.000, Rp5.000, Rp10.000, atau Rp20.000. Berapa jumlah uang terkecil yang nggak mungkin ada di dalam sebuah amplop?

A. Rp2.000.

B. Rp3.000.

C. Rp4.000.

D. Rp6.000.

E. Rp7.000.

Jawab: C. Rp4.000 .

Pembahasan:

Dari bacaan, kita peroleh kemungkinan-kemungkinan munculnya jumlah uang.

  • Tiga uang = 3U.
  • Satu nota bukan uang (artinya ada dua uang) = 2U + 1N.
  • Dua nota bukan uang (artinya ada satu uang) = 1U + 2N.
  • Tiga nota = 3N.

Uang yang ada di dalam amplop senilai Rp1.000, Rp5.000, Rp10.000, atau Rp20.000.

Nah, ditanyakan jumlah uang terkecil yang nggak mungkin ada dalam amplop. Kita coba satu per satu pilihan ganda di atas, berdasarkan aturan dari poin-poin yang udah dibuat ya.

Opsi A → Rp2.000.

Kita bisa peroleh dari 2U + 1N = Rp1.000 + Rp1.000 + nota = Rp2.000. Jadi, bukan opsi A jawabannya, ya.

Opsi B → Rp3.000.

Kita bisa memperolehnya dari 3U = Rp1.000 + Rp1.000 + Rp1.000 = Rp3.000. Jadi, bukan opsi B jawabannya, ya.

Opsi C → Rp4.000.

Kita coba satu per satu. Dimulai dari 3U dulu, ya. 3U akan menghasilkan Rp3.000, Rp7.000, dan seterusnya yang jumlahnya akan semakin besar. Nggak mungkin.

2U + 1N akan menghasilkan Rp2.000, Rp6.000, dan seterusnya.

1U + 2N akan menghasilkan Rp1.000, Rp5.000, dan seterusnya.

Artinya, kita nggak bisa memperoleh uang total Rp4.000 di dalam amplop. Jawabannya C, ya.

Penasaran sama opsi lainnya? Udah ketemu jawabannya, opsi D menghasilkan Rp6.000, ada ya dari 2U + 1N. Kemudian, opso E yaitu Rp7.000 diperoleh dari 3U. Kemungkinan, ada amplop yang totalnya Rp6.000 dan Rp7.000.

Jadi, jumlah uang terkecil yang nggak mungkin ada di dalam sebuah amplop adalah Rp4.000.

Contoh Soal 2

Perhatikan gambar di bawah ini!

Bus di Indonesia yang sedang melaju ke kanan atau ke kiri.

Kalau kita lihat dari gambar bus di Indonesia yang sedang melaju di jalanan, kira-kira bus tersebut melaju ke arah kanan atau kiri?

Gue tantang elo untuk menjawab pertanyaan di atas. Ada yang bisa jawab, nggak?

Ayo, belajar jadi detektif! Elo identifikasi kasus di atas, kemudian cari strategi dan solusi yang paling tepat untuk menyelesaikan permasalahannya. Kalau udah, cantumkan jawaban elo di kolom komentar, ya!

Kalau bingung atau mau intip pembahasannya, elo bisa meluncur ke video contoh soal dan pembahasan problem solving teka-teki di sini .

Wah, nggak kerasa bahasan kita udah di ujung, nih. Sampai sini udah paham tentang pengertian problem solving, teori, tujuan, strategi, dan contoh soalnya? Kalau elo lebih suka belajar dengan nonton video, elo bisa mengakses materi UTBK lainnya di video Zenius. Elo juga bisa mencoba melatih kemampuan dengan level soal yang mirip UTBK beneran di Try Out bareng Zenius .

Kalau elo mau berlatih mengerjakan berbagai soal menarik, gampang banget! Elo bisa segera langganan paket Zenius dengan klik gambar di bawah ini!

SKU-BELI-PAKET-BLJR

Baca Juga : Panduan Belajar dan Soal Pola Gambar UTBK TPS/TPA

Overview of the Problem-Solving Mental Process — Verywell Mind (2022).

Problem Solving : Signifikansi, Pengertian, dan Ragamnya — Satya Widya, Vol 28, No. 2 (2012).

Pembelajaran Matematika Model Ideal Problem Solving dengan Teori Pemrosesan Informasi Untuk Pembentukan Pendidikan Karakter dan Pemecahan Masalah Materi Dimensi Tiga Kelas X SMA — Pythagoras, Vol. 7, No. 2 (2012).

Leave a Comment

Tinggalkan balasan batalkan balasan.

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Simpan nama, email, dan situs web saya pada peramban ini untuk komentar saya berikutnya.

Open Menu

Problem Solving: Tahapan, Strategi dan Cara Meningkatkannya

Hallo sahabat tambahpinter! Bagaimana nih keadaannya? Semoga sehat-sehat ya! Karena kita semua masih melakukan sebagian aktivitas dirumah, tentunya tidak heran jika kita mungkin merasa bosan.

Agar readers tambahpinter tidak bosan dirumah, kali ini kita akan membahas mengenai problem solving yang sudah tidak asing lagi di telinga. Karena hidup tidaklah mungkin terhindar dari masalah, untuk itu sangat penting membaca artikel ini ya, readers! Yuk, dibaca!

  • 1 Pengertian Problem Solving
  • 2.1 1. Menemukan dan Membingkai Masalah
  • 2.2 2. Mengembangkan Teknik Pemecahan Masalah
  • 2.3 3. Evaluasi Solusi
  • 2.4 4. Memikirkan dan Mendifinisikan Kembali Masalah dan Solusinya
  • 3.1 Kemampuan Mengingat Masalah
  • 3.2 Kemampuan Memaknai Masalah
  • 3.3 Kemampuan Individu Memahami Informasi Relevan
  • 3.4 Kemampuan Recall Memori Jangka Panjang
  • 3.5 Kemampuan Metakognitif
  • 4.1 Analisis Masalah
  • 4.2 Working Backward (Bekerja Mundur)
  • 4.3 Pemikiran Analogis
  • 5 Metode Problem Solving
  • 6.1 Ketetapan Fungsional
  • 6.2 Representasi Masalah
  • 7 Cara Meningkatkan Kemampuan Problem Solving
  • 8 Pemahaman Akhir

Pengertian Problem Solving

Pengertian problem solving

Menurut Santrock (2018) problem solving adalah menemukan cara yang tepat untuk mencapai tujuan.

Selanjutnya, Robertson (2005) menjelaskan bahwa problem solving adalah menemukan cara untuk menuju suatu tujuan, terkadang tujuan tersebut mudah dilihat atau terkadang tujuan tersebut hanya dikenali saat sudah melihatnya.

Lebih lengkap, Marzano, dkk (1988) mengatakan bahwa problem solving adalah salah satu bagian dari proses berpikir yang berupa kemampuan untuk memecahkan permasalahan.

Berdasarkan ketiga pengertian diatas, maka problem solving adalah menemukan cara yang tepat untuk mencapai suatu tujuan – dimana dalam prosesnya melibatkan kemampuan berpikir.

Baca juga: Tujuan Pendidikan

Tahapan dan Teknik Problem Solving

Bransford dan Stein (1993) menjelaskan bahwa terdapat empat langkah yang akan dilalui individu dalam melakukan   dengan efektif, yaitu :

1. Menemukan dan Membingkai Masalah

Sebelum individu dapat memecahkan masalah, individu harus menyadari bahwa masalah tersebut memang ada. Di masa lalu, sebagian besar latihan problem solving di sekolah melibatkan masalah-masalah yang terdefinisi dengan baik – melibatkan operasi spesifik dan sistematis, sehingga menghasilkan solusi yang terdefinisi dengan baik.

Saat ini, pendidik semakin menyadari bahwa kebutuhan untuk mengajari siswa keterampilan dalam mengidentifikasikan masalah di dunia nyata adalah penting dibandingkan dengan menawarkan masalah yang jelas terdapat solusinya.

Contohnya, seorang siswa memiliki tujuan luas untuk membuat proyek pameran sains. Cabang ilmu sains apa yang paling tepat bagi siswa tersebut untuk dipresentasikan (biologi, fisika, ilmu komputer, psikologi)? Setelah membuat keputusan tersebut, siswa harus lebih mempersempit masalahnya lagi. Misalnya, domain apa saja dalam bidang psikologi yang akan dilakukan eksplorasi (persepsi, memori, pemikiran, atau kepribadian)?

Misalnya, siswa tersebut memiliki domain memori. Maka siswa akan mengajukan pertanyaan : seberapa handal ingatan seseorang mengenai peristiwa traumatis yang mereka alami? Dengan demikian, akan dibutuhkan eksplorasi dan penyempurnaan yang cukup bagi siswa untuk mempersempit masalah agar dapat menghasilkan solusi yang spesifik.

2. Mengembangkan Teknik Pemecahan Masalah

Setelah individu atau siswa menemukan masalah dan mendefinisikannya dengan jelas, maka diperlukan pengembangan tekniknya. Terdapat tiga teknik yang efektif, yaitu : algoritme, heuristik, dan analisis tujuan akhir.

Algoritme adalah teknik yang menjamin adanya solusi untuk suatu masalah. Sementara itu, heuristik adalah aturan praktis yang dapat menyarankan solusi untuk masalah, tetapi tidak dapat memastikan bahwa solusi tersebut pasti berhasil. Terakhir, analisis tujuan akhir adalah teknik heuristik di mana seseorang mengidentifikasikan tujuan akhir dari suatu masalah, menilai situasi yang terjadi, dan mengevaluasi cara apa yang perlu dilakukan untuk mengurangi perbedaan antara kedua kondisi tersebut.

3. Evaluasi Solusi

Tahapan evaluasi problem solving merupakan tahapan ketika kita berpikir bahwa kita telah memecahkan masalah, namun belum mengetahui apakah solusi tersebut efektif hingga melakukan evaluasi.

Misalnya, apa yang akan menjadi kriteria siswa untuk proyek sains secara efektif? Apakah hanya sebatas menyelesaikan proyek sains tersebut? Apakah menerima umpan balik positif mengenai proyek sains? Memenangkan penghargaan? Atau apakah untuk mendapatkan kepuasan diri karena telah menetapkan tujuan, merencanakan tujuan, dan mencapai tujuan tersebut?

4. Memikirkan dan Mendifinisikan Kembali Masalah dan Solusinya

Langkah terakhir yang paling penting dalam tahapan problem solving adalah memikirkan dan mendefinisikan kembali masalah dan solusinya dari waktu ke waktu. Individu yang pandai memecahkan masalah termotivasi untuk meningkatkan kinerja masa lalu mereka dan memberikan kontribusi orisinal.

Dengan demikian, siswa yang menyelesaikan proyek pameran sains dapat melihat kembali proyek tersebut dan memikirkan cara-cara untuk meningkatkan proyek tersebut. Selain itu, siswa juga dapat menggunakan umpan balik dari juri atau orang lain yang menghadiri pameran untuk menyempurnakan proyek untuk presentasi kembali di masa mendatang.

Faktor-Faktor yang Memengaruhi Problem Solving

Faktor Problem Solving

Kemampuan seseorang dalam menyelesaikan masalah umumnya dipengaruhi oleh 5 faktor, yaitu (Ormrod, 2003) :

Kemampuan Mengingat Masalah

Kemampuan mengingat   sangatlah dibutuhkan untuk menghubungkan berbagai macam informasi dalam melakukan problem solving.

Kemampuan Memaknai Masalah

Pemahaman masalah akan lebih mudah jika individu mampu memaknai masalah dengan tepat, sehingga akan membuat pemecahan masalahnya mencari lebih efektif.

Kemampuan Individu Memahami Informasi Relevan

Dalam problem solving, jika individu mampu untuk memahami berbagai macam informasi yang relevan terkait dengan masalah tersebut maka itu berarti kemungkinan individu juga semakin besar untuk menemukan cara alternatif.

Kemampuan Recall Memori Jangka Panjang

Problem solving sangat erat kaitannya dengan pengetahuan yang dimiliki oleh individu. Untuk itu jika dalam prosesnya , individu mampu menggunakan memori jangka panjang maka akan sangat membantu efektivitas penyelesaian masalah.

Kemampuan Metakognitif

Kemampuan metakognitif adalah kemampuan kognitif yang dimiliki oleh individu serta upaya individu dalam memaksimalkan kemampuan tersebut. Individu yang dapat memaksimalkan kemampuan kognitif, maka cenderung memiliki kemampuan   yang lebih baik.

Baca juga: Bagaimana Cara Berpikir Kritis

Strategi Problem Solving

Terdapat strategi umum yang berfungsi untuk membuat proses   menjadi lebih efektif, yaitu (Thagard, 2005) :

Analisis Masalah

Dalam strategi analisis masalah, individu akan diarahkan untuk mengidentifikasi bagian-bagian masalah dan mengerjakan bagian-bagian dari masalah tersebut secara terpisah atau satu-persatu.

Dalam hal ini, strategi analisis masalah akan sangat berguna jika masalah tersebut tidak terstruktur. Misalnya, untuk mengatasi masalah mengenai “Penyusunan Rencana Untuk Meningkatkan Transportasi Sepeda di Kota”. Mengatasinya akan lebih mudah jika dipisahkan bagian-bagian sub-masalahnya.

Individu bisa memulainya dari memasang jalur sepeda di jalan yang ramai, kemudian dilanjutkan dengan mendidik pengendara sepeda dan pengendara sepeda motor untuk berkendara dengan aman, memperbaiki lubang di jalan yang digunakan oleh pengendara sepeda, hingga melakukan revisi peraturan lalu lintas yang mengganggu bersepeda.

Setiap sub-masalah yang sudah dipisahkan terlebih dahulu akan jauh lebih mudah untuk diatasi dibandingkan dengan menghadapi masalahnya sekaligus. Solusi dari setiap sub-masalah akan memberikan solusi secara keseluruhan, meskipun tentu saja tidak setara dengan solusi secara keseluruhan.

Working Backward (Bekerja Mundur)

Working backward merupakan strategi problem solving yang dimulai dari solusi ke masalah yang ingin dipecahkan pada awalnya. Adanya strategi ini akan sangat membantu jika masalahnya terstruktur dengan baik, tetapi juga memiliki elemen yang mengganggu atau menyesatkan saat dipecahkan dengan cara yang normal.

Misalnya, pada hari ke-100 suatu danau tertutup dengan bunga teratai. Jika ada pertanyaan : pada hari keberapa danau tersebut tertutup hanya setengah bagian dari danau? Untuk menyelesaikan masalah tersebut, individu harus bekerja mundur agar mendapatkan informasi tambahan, misalnya ukuran setiap bunga teratai yang ada di danau.

Pemikiran Analogis

Menurut Bassok (2003) pemikiran analogis adalah strategi problem solving yang menggunakan pengetahuan atau pengalaman dengan fitur atau struktur serupa untuk membantu problem solving terhadap masalah yang sedang dihadapi. Misalnya, dalam “Penyusunan Rencana Untuk Meningkatkan Transportasi Sepeda di Kota” dapat mengambil analogi mobil dengan sepeda dalam memikirkan solusinya, karena memperbaiki kondisi kedua transportasi tersebut memerlukan tindakan yang sama.

Selain itu, pemikiran analogis ini dapat digunakan untuk memecahkan masalah yang lebih sederhana dan lebih mendasar. Misalnya, seorang siswa kelas satu dapat menguraikan sebagian kata-kata tercetak yang tidak dikenal dengan menggunakan analogi kata-kata yang sudah dipelajarinya.

Kasus lainnya adalah : jika anak belum dapat membaca kata-kata dilayar, misalnya dia dapat mencatat bahwa bagian dari kata ini terlihat mirip dengan kata-kata yang mungkin sudah dia ketahui, sehingga dari pengamatan tersebut anak mendapatkan petunjuk mengenai cara untuk membaca kata tersebut. Dalam proses ini, guru dapat membantu dengan menyarankan analogi yang masuk akal dan bermanfaat sebagai pertimbangan bagi siswa.

Metode Problem Solving

Metode Problem Solving

Menurut Robertson (2005) terdapat tiga metode investigasi dalam problem solving (pemecahan masalah), yaitu :

  • Eksperimen “laboratorium” : adanya variabel yang dikontrol dan berada dibawah kendali peneliti, dan dalam metode ini masalah bersifat harus
  • Analisis protokol secara verbal : dalam metode ini, protokol dianalisis dengan cara berbicara secara lantang sambil memecahkan masalah dan juga akibat yang ditimbulkan oleh masalah tersebut.
  • Model kecerdasan buatan  : metode pemecahan masalah yang dimasukkan ke dalam komputer. Dalam metode ini, terdapat program yang diuji untuk menyelesaikan masalah sesuai dengan aspek pemikiran manusia.

Hambatan Dalam Problem Solving

German dan Barret (2005) menjelaskan bahwa dalam problem solving terdapat dua hambatan umum, yaitu :

Ketetapan Fungsional

Ketetapan fungsional terkadang juga disebut sebagai rangkaian respons, yaitu kecenderungan seseorang untuk membingkai atau memikirkan setiap masalah dalam satu rangkaian dengan cara yang sama seperti masalah sebelumnya, bahkan ketika masalah selanjutnya tidaklah sesuai dengan masalah yang sebelumnya.

Sebagai contoh, seorang siswa yang mengerjakan t he nine-dot matrix hanya menganggap matriks tersebut sebagai titik penghubung, tetap tidak memperluas garis diluar titik matriks. Seringnya, individu maupun para siswa mencoba satu demi satu solusi, tetapi solusi tersebut dibatasi oleh respons yang ditetapkan untuk ditidak memperluas garis apapun diluar matriks.

Representasi Masalah

Beranjak dari ketetapan fungsional atau biasa disebut dengan rangkaian respons adalah kendala dalam melakukan representasi masalah (cara seseorang memahami dan mengatur informasi yang diberikan dalam suatu masalah). Jika informasi disalahpahami atau digunakan secara tidak tepat, maka kesalahan untuk melakukan problem solving mungkin terjadi.

Misalnya, t he nine-dot matrix yang ditafsirkan sebagai instruksi untuk menggambar empat garis sebagai arti “menggambar empat garis seluruhnya di dalam matriks”, ini berarti masalah tersebut tidak dapat diselesaikan.

Pada contoh lainnya, yaitu contoh bunga teratai yang memenuhi danau. Jumlah bunga teratai di danau berlipat ganda setiap harinya. Setiap teratai mencakup tepat satu kaki persegi. Jika dibutuhkan 100 hari bagi bunga teratai untuk menutupi danau, maka pada hari keberapa bunga teratai menutupi setengah danau?

Jika menurut kamu ukuran bunga teratai mempengaruhi dalam solusi untuk masalah ini, maka kamu belum menggambarkan masalah dengan benar. Informasi mengenai bunga teratai tidaklah relevan dengan solusinya dan hanya berfungsi untuk mengalihkan perhatian dari informasi yang benar-benar penting, yaitu fakta bahwa bunga teratai melipatgandakan cakupannya setiap hari.

Untuk itu, jawaban yang benar adalah : kebetulan danau tersebut setengah tertutup dalam hari ke-99. Bisakah kamu menjelaskan alasannya mengapa?

Cara Meningkatkan Kemampuan Problem Solving

Cara Meningkatkan Skill Problem Solving

Dalam meningkatkan kemampuan problem solving , terdapat dua kategori : kategori umum dan juga kategori khusus.

Pada kategori umum, Evans (1992) menjabarkan bahwa terdapat 5 cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kemampuan problem solving individu, yaitu :

  • Individu disarankan menjadi lebih peka untuk mengenali atau menemukan masalah yang ada.
  • Individu mampu mendefinisikan masalah dengan tepat.
  • Individu mampu untuk menggunakan informasi yang terkait dengan masalah.
  • Individu dapat mengenali maupun mempertanyakan asumsi mengenai masalah dengan tujuan memahami masalah dengan tepat, baik secara implisit atau eksplisit.
  • Individu dapat mempertimbangkan adanya alternatif problem solving untuk mendapatkan solusi yang terbaik dari masalah tersebut dengan melakukan perbandingan solusi.
  • Individu dapat menekankan pentingnya implementasi dalam upaya problem solving untuk memastikan bahwa langkah-langkah yang diambil untuk problem solving sudah efektif serta efisien.

Pada kategori khusus, tokoh Eggen dan Kauchak (1997) menjelaskan bahwa terdapat 5 cara yang dapat dilakukan oleh siswa untuk meningkatkan kemampuan problem solving , yaitu :

  • Melakukan interaksi sosial lebih banyak, misalnya melakukan diskusi untuk membahas berbagai masalah – dimana diskusi ini dilakukan diantara siswa.
  • Menyampaikan masalah dengan cara yang bermakna dengan tujuan untuk menemukan cara problem solving yang lebih tepat.
  • Adanya kesempatan bagi siswa untuk menemukan masalah, dengan cara memahami kondisi lingkungan sekitar, sehingga dapat mengetahui penyebab munculnya masalah.
  • Memberikan bantuan untuk siswa yang belum mahir dalam melakukan problem solving , seperti memberikan petunjuk atau contoh bagi siswa tersebut.
  • Mengajarkan strategi   seperti : identifikasi, representasi, strategi, implementasi stragi, dan evaluasi.

Baca juga: Mengenal Pemberdayaan Masyarakat

Pemahaman Akhir

Problem solving adalah kemampuan untuk menemukan cara yang tepat untuk mencapai suatu tujuan. Proses problem solving melibatkan empat langkah utama, yaitu menemukan dan membingkai masalah, mengembangkan teknik pemecahan masalah, evaluasi solusi, dan memikirkan serta mendefinisikan kembali masalah dan solusinya dari waktu ke waktu.

Ada lima faktor yang memengaruhi kemampuan seseorang dalam problem solving, yaitu kemampuan mengingat masalah, kemampuan memaknai masalah, kemampuan memahami informasi relevan, kemampuan recall memori jangka panjang, dan kemampuan metakognitif.

Terdapat beberapa strategi problem solving yang efektif, seperti analisis masalah, working backward (bekerja mundur), dan pemikiran analogis. Selain itu, ada tiga metode investigasi dalam problem solving, yaitu eksperimen “laboratorium,” analisis protokol secara verbal, dan model kecerdasan buatan.

Hambatan dalam problem solving mencakup ketetapan fungsional dan representasi masalah, yang dapat menghalangi individu dalam menemukan solusi yang efektif.

Untuk meningkatkan kemampuan problem solving, individu perlu peka terhadap masalah, mampu mendefinisikan masalah dengan tepat, menggunakan informasi terkait, mempertanyakan asumsi, dan mempertimbangkan alternatif solusi. Interaksi sosial, penyampaian masalah yang bermakna, kesempatan untuk menemukan masalah, bantuan bagi siswa yang belum mahir, dan pengajaran strategi problem solving juga dapat membantu siswa meningkatkan kemampuan mereka.

Dengan menguasai kemampuan problem solving, individu dapat menghadapi masalah dengan lebih percaya diri dan menemukan solusi yang lebih efektif dalam mencapai tujuan yang diinginkan.

Akhirnya, kita sampai juga diakhir artikel. Dari sekian banyak pembahasan diatas, kira-kira readers paling sering menggunakan teknik problem solving yang mana? Kemudian, menurut readers faktor mana yang paling mempengaruhi kemampuan problem solving seseorang? Dan apakah readers paling tidak melakukan satu cara untuk mengembangkan kemampuan problem solving pada masa pandemi ini?

Bassok, J. (2003). Analogical transfer in problem solving. In Davidson, J. & Sternberg, R. (Eds.). The psychology of problem solving. New York: Cambridge University Press.

Eggen, P & Kauchak, D. 1997. Educational Psychology. Windows on Classroom. Third Edition. New Jersey: Prentice-Hall, Inc.

Evans, R, J. 1992. Creativity in MS/OR: Improving Problem Solving Through Creative Thinking. Interfaces, 22 (2), 87-91.

German, T. & Barrett, H. (2005). Functional fixedness in a technologically sparse culture. Psychological Science, 16 (1), 1–5.

Jonassen, D. H., & Serrano, J. H. (2002). Case-Based Reasoning and Instructional Design: Using Stories to Support Problem Solving. ETR&D Journal, 50(2), 65-77.

Marzano, R.J., et all. (1988). Dimension of Thinking: A Framework for Curriculum and Instruction . Viginia: Association for Supervision and Curriculum Development.

Ormrod, J.E. 2003. Educational Psychology. Developing Learners. 4ed Edition. New Jersey: Pearson Education, Inc.

Robertson, S. I. (2005). Problem solving. UK : Psychology Press.

Santrock, J. W. (2018). Educational psychology: theory and application to fitness and performance, 6th ed. New York : McGraw-Hill Education.

Thagard, R. (2005). Mind: Introduction to Cognitive Science, 2nd edition. Cambridge, MA : MIT Press.

Artikel Terbaru

Jaminan emas dan barang elektronik: Keuntungan Menjanjikan bagi Peminjam

Jaminan emas dan barang elektronik: Keuntungan Menjanjikan bagi Peminjam

Apa yang Dimaksud dengan Four Ps of Marketing?

Apa yang Dimaksud dengan Four Ps of Marketing?

Hari Peduli Sampah Nasional Diperingati pada Tanggal 21 Februari

Hari Peduli Sampah Nasional Diperingati pada Tanggal 21 Februari

Avatar photo

Memiliki prinsip bahwa setiap orang mempunyai alasannya masing-masing untuk menghasilkan sebuah keputusan atau berperilaku. Hobi menulis yang ditekuninya dari sejak kecil ternyata membuat Priskila semakin komunikatif dalam menulis beragam topik dan berlanjut hingga sekarang. Disamping itu, Priskila juga menjadikan profesi Human Resource sebagai pekerjaan yang ditekuninya hingga saat ini. View all posts by Priskila

Tulis Komentar Anda Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

  • DailySocial TV
  • Selasa Startup
  • Privacy & Policy
  • Term of Services

Logo Biznet

Copyright©2020. PT Digital Startup Nusantara

Artificial Intelligence

Funding News

Founders Tips

New Economy

Tips & Trick

ENTERTAINMENT

  • Terms of Services
  • XL <> Smartfren
  • Wahyoo Ventures
  • Sea '24Q1
  • Grab '24Q1

Problem Solving: Pengertian, Proses, dan Metodenya

Problem solving adalah proses penyelesaian suatu masalah.

Tiffany Revita - 24 February 2023

Copy link Link copied!

Problem solving merupakan salah satu skill penting yang diperlukan dalam dunia kerja. Pasalnya, problem solving berkaitan erat dengan kemampuan seseorang untuk memecahkan masalah dan menemukan solusi terbaik sebagai bentuk penyelesaiannya.

Namun, problem solving tidak hanya berguna untuk diterapkan dalam hal pekerjaan saja, tetapi juga dapat digunakan untuk memecahkan suatu masalah dalam kehidupan sehari-hari. Lantas, bagaimana prosesnya dan seperti apa metode yang digunakannya?

Simak penjelasan selengkapnya dalam artikel ini!

Apa Itu Problem Solving ?

Pada dasarnya, problem solving adalah sebuah cara untuk menemukan solusi dari sebuah masalah. Menurut Oemar Hamalik, problem solving merupakan suatu proses mental dan intelektual dalam menemukan masalah.

Kemampuan ini berkaitan dengan berbagai hal, seperti kemampuan mendengar, menganalisa, meneliti, kreativitas, komunikasi, kerja tim, hingga pengambilan keputusan. Tujuannya, agar sebuah masalah dapat dipecahkan secara efektif berdasarkan data serta informasi yang akurat.

Proses Problem Solving

Dalam prosesnya, ada empat tahapan dasar problem solving , yakni:

1. Mengidentifikasi Masalah

Langkah pertama dalam proses problem solving adalah mendefinisikan sebuah masalah berdasarkan gejala yang ada. Pasalnya, sebuah masalah biasanya dipengaruhi oleh berbagai faktor.

Faktor-faktor tersebut harus diuraikan terlebih dahulu dengan cara identifikasi agar penyelesainnya dapat dilakukan dengan baik.

2. Menemukan Solusi Terbaik

Problem solving bertujuan untuk menemukan solusi terbaik atas sebuah masalah. Untuk mendapatkan hal tersebut, diperlukan pemahaman yang mendalam mengenai masalah tersebut agar dapat terselesaikan secara efektif.

3. Melakukan Evaluasi

Evaluasi merupakan tahap paling akhir dalam proses problem solving . Dalam tahap ini, solusi yang sudah diputuskan sebelumnya dapat diterapkan. Namun, hal tersebut tidak hanya sampai di situ saja, karena solusi tersebut juga harus ditindaklanjuti agar dapat menyelesaikan masalah secara menyeluruh.

Metode Problem Solving

1. brainstorming.

Brainstorming merupakan metode problem solving yang paling banyak digunakan oleh orang-orang. Pasalnya, metode ini efektif untuk digunakan sebagai pemecahan masalah melalui solusi kreatif.

Prosesnya adalah setiap orang harus menyampaikan ide-ide maupun pendapat yang kemudian dapat diolah menjadi satu solusi utama.

2. 6 Thinking Hats

Dalam metode ini, setiap orang akan mencoba memberikan penyelesaian terhadap suatu masalah dari beragam perspektif. Caranya adalah dengan mengelompokkan ide-ide yang ada ke dalam daftar pro-cons. Dengan begitu, kamu bisa melihat ide mana yang memiliki kelebihan yang paling banyak.

3. The 5 Whys

Metode ini dilakukan dengan cara meng-highlight masalah yang ingin dipecahkan. Kemudian, cari tahu jawaban mengenai “mengapa” masalah tersebut bisa terjadi sebanyak lima kali hingga kamu mendapatkan jawaban yang objektif tentang pertanyaanmu.

4. Lightning Decision Jam

Metode ini memungkinkanmu untuk menulis berbagai hal, mulai dari tantangan, kekhawatiran, hingga kesalahan dalam sebuah catatan kecil. Dengan hal tersebut, kamu bisa memilih masalah mana yang ingin diselesaikan terlebih dahulu dengan melihatnya dari sudut pandang baru. Dengan begitu, penyelesaian masalah dapat dilakukan secara tertatur.

5. Failure Mode and Effect Analysis

Terakhir, metode ini digunakan untuk menganalisis setiap elemen dari strategi bisnis serta kemungkinan-kemungkinan buruk yang akan terjadi. Dengan begitu, kamu bisa menemukan solusi dari masalahmu serta langkah preventif untuk mencegahnya secara lebih mudah.

Nah, itulah penjelasan mengenai problem solving . Dari penjelasan di atas, dapat diketahui bahwa problem solving merupakan kemampuan pemecahan masalah yang dilakukan dengan proses yang cukup panjang.

Tags: Problem Solving proses problem solving metode problem solving

RECOMMENDED COVERAGE

Cara dan Contoh Memperkenalkan diri saat Interview Kerja

Assessment: Pengertian, Jenis, Fungsi, Format, dan Manfaatnya dalam Era Modern

Cara Membuat Mind Map yang Efektif dan Mudah

Sign up for our newsletter

Review Order

Payment Details

Subscribe Monthly

Total Payment

By clicking the payment method button, you are read and agree to the terms and conditions of Dailysocial.id

 alt=

Check the box to Create your Account

Login to your account

Forgot Password?

To reset your password, please input email of your DailySocial.id account.

Reset Password

Reset link sent!

Thanks! You’ve been emailed a password reset link.

Create your account

Create Account

Check your email to verify!

If you didn’t receive an email in your inbox, check your spam folder.

We've emailed you a temporary password.

Stay connected with us and get full features in our platform. Community and Information can be fully open.

No, thank you.

  • Publication Ethics
  • Focus & Scope
  • Author Guidelines
  • Peer Review Process
  • Journal History
  • Editorial Board
  • Reviewers 
  • Author and Affiliation Index
  • Authorship Diversity
  • Abstracting & Indexing
  • Plagiarism Policy
  • R-W-C Policy
  • Crossmark Policy
  • Copyright & License
  • Open Access Policy
  • Privacy Statement
  • Publishing System
  • Journal Business Model

interactive problem solving adalah

Nuryadin Eko Raharjo Yogyakarta State University Indonesia

interactive problem solving adalah

  • For Readers
  • For Authors
  • For Librarians
  • Other Journals

PLIKASI SOFTWARE COURSE LAB V.2.4 UNTUK IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INTERACTIVE PROBLEM SOLVING PADA MATA KULIAH MATEMATIKA

interactive problem solving adalah

The purposes of this research are (1) to acquire the design of interactive learning media, (2) to analyze the obstacles and to find the solutions, (3) to analyze the implementation of interactive learning media model on mathematics course to improve students learning achievement.  This research can be catagorized as action research with several stages: (1) problem design, (2) media design, (3) expert validation, (4) implementing interactive problem solving with CourseLab V.2.4, (5) monitoring and evaluation, (6) reflection and revision, (7) implementing the next cycle. This research was conducted in the department of civil engineering and planning Faculty of Engineering, Yogyakarta State University. The reseacrh participants were the students who joined Mathematics Data Analysis Course. Data anaysis technique were using quanitative and qualitative descriptive analysis. The findings showed that (1) the criteria for learning media design with CourseLab V.2.4 which is appropriate to implement learning model of  interactive problem solving were as follow: (a) the level of difficulty was made in moderate level, (b) time allocation was implemented for the whole questions, not for every single question, (c) there was no need to show the answer key, (d) varying the type  of test item, (e) there was no need to provide calculator application assistance; (2) there were some ways should be conducted to overcome the obstacles in implementing this interactive media, i.e. (a) start by publishing the software in the form of html, (b) adjusting the security setting of the browser apllication on low level, (c) using courselab program should be thoroughly because this program can save any changes automatically, (d) file should be compresed in the form of zip, rar, or the other before it was distributed to the students, (3) the implementation of CourseLab V.2.4 on learning media of interactive problem solving was effective to improve students’ learning achievement. Keywords: interactive media, interactive problem solving and mathematics.

  • There are currently no refbacks.

Online (e-ISSN): 2477-2410 || Printed (p-ISSN): 0854-4735

interactive problem solving adalah

View My Stats

Supported by:

Jurnal Ilmiah Magister Managemen

Social Media:

Kompas.com

  • Mode Terang
  • Gabung Kompas.com+
  • Konten yang disimpan
  • Konten yang disukai
  • Berikan Masukanmu

www.kompas.com

  • Megapolitan
  • Surat Pembaca
  • Kilas Daerah
  • Kilas Korporasi
  • Kilas Kementerian
  • Sorot Politik
  • Kilas Badan Negara
  • Kelana Indonesia
  • Kalbe Health Corner
  • Kilas Parlemen
  • Konsultasi Hukum
  • Infrastructure
  • Apps & OS
  • Tech Innovation
  • Kilas Internet
  • Elektrifikasi
  • Timnas Indonesia
  • Liga Indonesia
  • Liga Italia
  • Liga Champions
  • Liga Inggris
  • Liga Spanyol
  • Internasional
  • Sadar Stunting
  • Spend Smart
  • Smartpreneur
  • Kilas Badan
  • Kilas Transportasi
  • Kilas Fintech
  • Kilas Perbankan
  • Tanya Pajak
  • Kilas Investasi
  • Sorot Properti
  • Tips Kuliner
  • Tempat Makan
  • Panduan Kuliner Yogyakarta
  • Beranda UMKM
  • Jagoan Lokal
  • Perguruan Tinggi
  • Pendidikan Khusus
  • Kilas Pendidikan
  • Jalan Jalan
  • Travel Tips
  • Hotel Story
  • Travel Update
  • Nawa Cahaya
  • Ohayo Jepang
  • Kehidupan sehat dan sejahtera
  • Air bersih dan sanitasi layak
  • Pendidikan Berkualitas
  • Energi Bersih dan Terjangkau
  • Penanganan Perubahan Iklim
  • Ekosistem Lautan
  • Ekosistem Daratan
  • Tanpa Kemiskinan
  • Tanpa Kelaparan
  • Kesetaraan Gender
  • Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan ekonomi
  • Industri, Inovasi & Infrastruktur
  • Berkurangnya Kesenjangan
  • Kota & Pemukiman yang Berkelanjutan
  • Konsumsi & Produksi yang bertanggungjawab

Cantikpreneurship

Mengasah Kemampuan "Problem Solving" Siswa

Kompas.com Edu

Logo Parapuan

Platform akademisi Universitas Tarumanagara guna menyebarluaskan atau diseminasi hasil riset terkini kepada khalayak luas untuk membangun Indonesia yang lebih baik.

Mengasah Kemampuan "Problem Solving" Siswa

ilustrasi remaja. Remaja bisa mengalami gangguan kecemasan.

Oleh: Christabella dan Dr. Raja Oloan Tumanggor, S.Ag.*

SEBAGAI seorang pelajar, khususnya siswa sekolah menengah atas (SMA), individu perlu mengembangkan berbagai kemampuan dalam diri mereka sebagai bekal bagi masa depan.

Siswa SMA di Indonesia rata-rata berusia 15-18 tahun. Pada jenjang usia tersebut individu ada pada masa remaja awal (Hurlock, 2006).

“Tak ada gading yang tak retak”. Peribahasa ini memiliki makna bahwa tidak ada yang sempurna di dunia ini, juga dapat memberikan gambaran bahwa setiap individu pasti mengalami masalah atau hambatan dalam kehidupan mereka sehari-hari.

Pada masa perkembangan remaja awal tentunya individu sebagai siswa SMA tidak lepas dari hambatan atau permasalahan, entah permasalahan akademik maupun nonakademik.

Hal ini sejalan dengan pendapat Hurlock (2006) yang menganggap bahwa masa remaja merupakan masa individu dalam usia yang bermasalah.

Dengan munculnya masalah dalam kehidupan individu tentunya penting untuk memiliki kemampuan " problem solving " untuk mencari solusi atau jalan keluar dari permasalahan yang sedang dialami.

Khususnya bagi siswa SMA, siswa dengan kemampuan problem solving yang baik cenderung dapat menyelesaikan masalah yang mereka alami secara lebih efektif dan mampu menghadapi berbagai keadaan yang sulit.

Kemampuan problem solving yang dimiliki siswa dapat menjadi bekal yang sangat berguna bagi mereka, baik di dalam maupun di luar lingkungan sekolah.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), masalah adalah sesuatu yang harus diselesaikan (dipecahkan). Masalah sering juga disebut sebagai kesulitan, hambatan, gangguan, ketidakpuasan, ataupun kesenjangan.

Beberapa permasalahan yang pada umumnya dihadapi oleh remaja adalah permasalahan dalam keluarga, pertemanan, kecemasan akan masa depan dan juga permasalahan akademik.

Problem Solving terdiri dari dua kata, yaitu problem yang berarti masalah dan solving yang diartikan sebagai penyelesaian.

Problem solving menurut D’Zurilla & Maydeu-Olivares (1995) adalah pengarahan diri individu pada proses perilaku kognitif yang melibatkan kesadaran, pemikiran rasional dan aktivitas dalam usahanya untuk mengidentifikasi atau menemukan cara yang efektif atau adaptif dalam mengatasi masalah yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari.

Sedangkan menurut Santrock (2005), problem solving adalah cara untuk menemukan jalan yang sesuai dalam rangka pencapaian tujuan ketika tujuan tersebut belum tercapai.

Problem solving juga dapat diartikan sebagai proses untuk mencari jalan keluar dari kesenjangan untuk menemukan jalan keluar atau penyelesaian.

Aspek problem solvingAgar dapat menyelesaikan…

Tag remaja problem solving.

#

TTS Eps 137: Yuk Lebaran

TTS Eps 136: Takjil Khas di Indonesia

TTS Eps 136: Takjil Khas di Indonesia

TTS Eps 135: Serba Serbi Ramadhan

TTS Eps 135: Serba Serbi Ramadhan

Games Permainan Kata Bahasa Indonesia

Games Permainan Kata Bahasa Indonesia

TTS - Serba serbi Demokrasi

TTS - Serba serbi Demokrasi

TTS Eps 130 - Tebak-tebakan Garing

TTS Eps 130 - Tebak-tebakan Garing

TTS - Musik Yang Paling Mengguncang

TTS - Musik Yang Paling Mengguncang

Ini 16 Sekolah Kedinasan 2024 buat Siswa SMA dan SMK Banyak Jurusan

Terkini Lainnya

Dorong Lebih Banyak Lahirnya 'StartUp', PresUniv Gelar 'The 3rd ES Expo 2024'

Dorong Lebih Banyak Lahirnya "StartUp", PresUniv Gelar "The 3rd ES Expo 2024"

5 Kampus Luar Negeri Terfavorit LPDP Tahap 2, Cek Skor TOEFL dan IELTS

5 Kampus Luar Negeri Terfavorit LPDP Tahap 2, Cek Skor TOEFL dan IELTS

Kemendikbud Akan Evaluasi Kenaikan UKT di Perguruan Tinggi Negeri

Kemendikbud Akan Evaluasi Kenaikan UKT di Perguruan Tinggi Negeri

Ini Dokumen dan Syarat untuk Daftar SMA/SMK di PPDB Jabar 2024

Ini Dokumen dan Syarat untuk Daftar SMA/SMK di PPDB Jabar 2024

Unri: Aturan Baru UKT 2024 Sampai 7 Kelompok, Kecuali 2 Fakultas Ini

Unri: Aturan Baru UKT 2024 Sampai 7 Kelompok, Kecuali 2 Fakultas Ini

Biaya Kuliah di Unnes Per Semester untuk Semua Jalur Masuk 2024

Biaya Kuliah di Unnes Per Semester untuk Semua Jalur Masuk 2024

Dokumen dan Cara Verifikasi KK di PPDB Jakarta 2024

Dokumen dan Cara Verifikasi KK di PPDB Jakarta 2024

Jadwal Lengkap PPDB Jatim 2024, Pendaftaran Dibagi Jadi 4 Tahap

Jadwal Lengkap PPDB Jatim 2024, Pendaftaran Dibagi Jadi 4 Tahap

Perhatikan Tahapan Prapendaftaran PPDB Jatim 2024

Perhatikan Tahapan Prapendaftaran PPDB Jatim 2024

Kemendikbud Akan Kenalkan Subak dan Jalur Rempah di WWF 2024

Kemendikbud Akan Kenalkan Subak dan Jalur Rempah di WWF 2024

4 Calon Siswa yang Wajib Ikut Prapendaftaran PPDB Jakarta 2024

4 Calon Siswa yang Wajib Ikut Prapendaftaran PPDB Jakarta 2024

Beasiswa Dumisake Jambi 2024 Dibuka, Ini Cara Daftar dan Syaratnya

Beasiswa Dumisake Jambi 2024 Dibuka, Ini Cara Daftar dan Syaratnya

Data BPS: Sebanyak 452.713 Lulusan S1, S2, dan S3 Tidak Bekerja

Data BPS: Sebanyak 452.713 Lulusan S1, S2, dan S3 Tidak Bekerja

Diminta Revisi Permendikbud soal UKT, Ini Respons Kemendikbud

Diminta Revisi Permendikbud soal UKT, Ini Respons Kemendikbud

Tips Lolos IISMA dari Mahasiswa ITS, Mulai Bikin Esai dan Wawancara

Tips Lolos IISMA dari Mahasiswa ITS, Mulai Bikin Esai dan Wawancara

Nadiem tegaskan kenaikan ukt hanya berlaku bagi mahasiswa baru, jelaskan ke dpr soal kenaikan ukt, nadiem: mahasiswa dari keluarga mampu bayar lebih banyak, eks penyidik sebut nurul ghufron seharusnya malu dan mengundurkan diri, hasil penyelidikan awal ungkap helikopter presiden iran tak punya transponder, kronologi bocah 3 tahun di kotagede alami luka bakar 64 persen saat beli gorengan, now trending.

Polandia Tangkap 9 Orang yang Diduga Bantu Rencana Sabotase Rusia

Polandia Tangkap 9 Orang yang Diduga Bantu Rencana Sabotase Rusia

Bobby Jadi Kader Gerindra, Jokowi: Tanya ke Dia, Orangtua Hanya Bisa Mendoakan

Bobby Jadi Kader Gerindra, Jokowi: Tanya ke Dia, Orangtua Hanya Bisa Mendoakan

Hasil Penyelidikan Awal Ungkap Helikopter Presiden Iran Tak Punya Transponder

Jelang Libur "Long Weekend", KCIC Tawarkan Tiket Whoosh Mulai Rp 150.000

Nadiem Tegaskan Kenaikan UKT Hanya Berlaku bagi Mahasiswa Baru

Mungkin Anda melewatkan ini

Prodi PAI UNJ Gelar Program Kuliah Tamu Internasional Kejar Target Universitas Kelas Dunia

Prodi PAI UNJ Gelar Program Kuliah Tamu Internasional Kejar Target Universitas Kelas Dunia

Tahapan, Syarat hingga Jadwal Lengkap PPDB 2024 Sumut

Tahapan, Syarat hingga Jadwal Lengkap PPDB 2024 Sumut

Buka 15 Mei, Cek Jadwal, Syarat, dan Jalur Lengkap PPDB Sumut 2024

Buka 15 Mei, Cek Jadwal, Syarat, dan Jalur Lengkap PPDB Sumut 2024

Jadwal PPDB Jakarta 2024 Jenjang TK, SD, SMP, SMA, dan SMK

Jadwal PPDB Jakarta 2024 Jenjang TK, SD, SMP, SMA, dan SMK

Polemik Kenaikan UKT di Sejumlah PTN, Rektor Unair: Kurang Komunikasi

Polemik Kenaikan UKT di Sejumlah PTN, Rektor Unair: Kurang Komunikasi

www.kompas.com

  • Entertainment
  • Pesona Indonesia
  • Artikel Terpopuler
  • Artikel Terkini
  • Topik Pilihan
  • Artikel Headline
  • Harian KOMPAS
  • Kompasiana.com
  • Pasangiklan.com
  • Gramedia.com
  • Gramedia Digital
  • Gridoto.com
  • Bolasport.com
  • Kontan.co.id
  • Kabar Palmerah
  • Ketentuan Penggunaan
  • Kebijakan Data Pribadi
  • Pedoman Media Siber

Copyright 2008 - 2023 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

COMMENTS

  1. PROBLEM SOLVING: SIGNIFIKANSI, PENGERTIAN, DAN RAGAMNYA

    Pemecahan masalah ( problem solving) merupakan bagian dari ketrampilan atau kecakapan intelektual. yang dinilai sebagai hasil belajar yang penting dan signifikan dalam proses pendidikan ...

  2. (PDF) Interactive problem solving: Exploring the potential of minimal

    Interactive problem solving (IPS) is considered an incr easingly important skill. in professional and everyday life as it mirror s the interaction of a human user with. dynamic technical and non ...

  3. Brilliant

    Guided interactive problem solving that's effective and fun. Master concepts in 15 minutes a day. Get started Math Data Analysis Computer Science ... and build your problem solving skills one concept at a time. Stay motivated. Form a real learning habit with fun content that's always well-paced, game-like progress tracking, and friendly ...

  4. Problem Solving (Pemecahan Masalah)

    Menurut Uno (2014, hlm. 134) problem solving adalah kemampuan untuk menggunakan proses berpikir dalam memecahkan masalah dengan mengumpulkan fakta, menganalisis informasi, penyusunan alternatif solusi, serta memilih solusi masalah yang lebih efektif. Artinya problem solving merupakan pencarian solusi melalui proses berpikir yang sistematis.

  5. Problem Solving: Arti, Metode, Contoh, Proses & Tips Pentingnya

    Berikut adalah beberapa contoh kasus yang sering terjadi di dunia kerja di mana kemampuan problem solving sangat dibutuhkan. 1. Menyelesaikan komplain pelanggan. Di kasus ini, jelas sebagai seorang profesional, kamu harus memikirkan bagaimana langkah-langkah menyelesaikan masalahnya.

  6. Problem Solving: Arti, Proses, Contoh, Manfaat, dan Tips Tingkatkannya

    Metode Problem Solving. Identifikasi Masalah: Langkah pertama adalah mengidentifikasi masalah dengan jelas dan spesifik. Analisis Masalah: Selanjutnya, analisislah masalah tersebut dengan mengidentifikasi penyebab, faktor-faktor terkait, dan dampaknya. Pengembangan Solusi: Setelah masalah dipahami dengan baik, kembangkanlah berbagai solusi yang ...

  7. Apa Itu Problem Solving? Ini Pengertian, Tujuan, & 5 Metodenya

    Setelah memahami apa itu problem solving dan tujuannya, di bawah ini terdapat beberapa tahapan untuk menerapkan metode problem solving.Jika Anda merasa belum punya skill problem solving mumpuni, cara-cara di bawah ini dapat membantu Anda berlatih.. 1. Mendefinisikan Masalah. Tahapan pertama problem solving adalah dengan mendefinisikan, mengurai, dan menyusun kembali satu per satu masalah pokok ...

  8. (PDF) Interactive problem solving: Assessment and relations to

    Interactive problem solving has also be en described as creative problem solving (see OECD, 2014b) and complex problem solving ( see Funke, 2014; Moln á r et al. , 2017). H. Wu and G. Molnar ...

  9. Repository

    IMS - LD cukup ekspresif dalam merepresentasikan beberapa tipe adaptasi. Salah satu tipe adaptasi yang didukung dengan baik oleh IMS - LD adalah interactive problem solving - based adaptat ion . Teknik adaptasi yang digunakan dalam penerapan interactive problem solving - based adaptation yaitu show/hiding links, hint , dan menampilkan kesalahan.

  10. Media Interaktif Untuk Melatih Kemampuan Problem Solving Siswa Smp

    on problem solving. Interactive media was categorized valid from the aspect of material substance, visual communication display, instructional design, and the use of software with an average value of 89.19%. On the aspect of practicality, the product was also ... Penelitian ini adalah penelitian pengembangan (design research), dengan

  11. Problem Solving: Arti, Manfaat, Proses, dan Contohnya di Dunia Kerja

    Contoh 1: Deadline mepet dan beban kerja banyak. Salah satu contoh problem solving yang akan sering kamu jumpai di dunia profesional adalah tugas yang menumpuk dengan tenggat waktu berdekatan. Jika kamu berada dalam situasi ini, jangan panik dulu. Pertama, tarik napas agar kamu bisa berpikir dengan jernih.

  12. Apa itu Problem Solving? Manfaat dan Penerapannya

    Manfaat Problem Solving. Delapan berikut adalah manfaat utama dari memiliki kemampuan menyelesaikan masalah yang perlu kamu tau: 1. Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah. Manfaat utama problem solving adalah kemampuan untuk mengatasi masalah dengan lebih efektif. Seseorang yang telah memiliki kemampuan pemecahan masalah akan dapat menghadapi ...

  13. What is Game-Based Learning? A Teacher's Guide and Examples

    Interactive Problem-Solving Activities: Platforms can offer problem-solving scenarios where students have to apply math concepts to find solutions. These activities encourage critical thinking and logical reasoning. Science. Science Simulations: Students can delve into scientific phenomena through interactive simulations. Imagine conducting ...

  14. Pengertian Problem Solving Beserta Teori dan Contoh Soalnya

    Nggak cuma di sekolah, kok. Dunia kerja pun membutuhkan orang-orang dengan skill tersebut. Pasalnya, problem solving adalah bagian dari keterampilan atau kecakapan intelektual seseorang. Tanpa memahami dan memiliki skill tersebut, akan sulit rasanya saat elo menghadapi berbagai masalah atau hambatan dalam hidup.

  15. Problem Solving: Tahapan, Strategi dan Cara Meningkatkannya

    Lebih lengkap, Marzano, dkk (1988) mengatakan bahwa problem solving adalah salah satu bagian dari proses berpikir yang berupa kemampuan untuk memecahkan permasalahan. Berdasarkan ketiga pengertian diatas, maka problem solving adalah menemukan cara yang tepat untuk mencapai suatu tujuan - dimana dalam prosesnya melibatkan kemampuan berpikir.

  16. Problem Solving: Pengertian, Proses, dan Metodenya

    Metode Problem Solving. 1. Brainstorming. Brainstorming merupakan metode problem solving yang paling banyak digunakan oleh orang-orang. Pasalnya, metode ini efektif untuk digunakan sebagai pemecahan masalah melalui solusi kreatif. Prosesnya adalah setiap orang harus menyampaikan ide-ide maupun pendapat yang kemudian dapat diolah menjadi satu ...

  17. Digital Game-Based Learning: Foundations, Applications, and Critical

    Origins of Digital Game-Based Learning and Related Terms. Once dismissed as a childhood pastime, a venue for mindless entertainment, or a distraction from more productive life pursuits, digital games have emerged as a powerful social, cultural, and economic force during the past 30 years, growing exponentially and becoming commonly played among an expanding range of demographics.

  18. Plikasi Software Course Lab V.2.4 Untuk Implementasi Model Pembelajaran

    The findings showed that (1) the criteria for learning media design with CourseLab V.2.4 which is appropriate to implement learning model of interactive problem solving were as follow: (a) the level of difficulty was made in moderate level, (b) time allocation was implemented for the whole questions, not for every single question, (c) there was ...

  19. Mengasah Kemampuan "Problem Solving" Siswa

    Kemampuan problem solving yang dimiliki siswa dapat menjadi bekal yang sangat berguna bagi mereka, baik di dalam maupun di luar lingkungan sekolah. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), masalah adalah sesuatu yang harus diselesaikan (dipecahkan). Masalah sering juga disebut sebagai kesulitan, hambatan, gangguan, ketidakpuasan, ataupun ...

  20. Improving Students' Thinking Ability in Physics Using Interactive

    The results show that the problem solving ability of students who study physics using interactive multi-media based problem solving is better than students who learn through conventional methods ...

  21. Pahami Pentingnya Problem Solving dan Ketahui Cara ...

    Pengertian dan Cara Meningkatkan Kemampuan Problem Solving . Inilah beberapa hal yang harus kamu pahami tentang problem solving dan bagaimana cara meningkatkan kemampuan untuk memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.. Pengertian Problem Solving. Problem Solving adalah kemampuan untuk menganalisis masalah serta menemukan solusi yang efektif untuk memecahkan masalah tersebut.

  22. Problem Solving dan Contoh Kasus

    Problem Solving adalah sebuah soft skill yang sudah menjadi salah satu syarat bagi seseorang untuk bisa bekerja di sebuah perusahaan.Ketika di perkuliahan, saat bekerja bahkan di keluarga kita secara sadar atau tidak sadar kita melakukan problem solving.. Seperti skill-skill lainnya, ternyata soft skill ini mempunyai materi yang dapat dipelajari dan contoh kasus di kehidupan sehari-hari loh.

  23. Apa Itu Model Problem Solving? Begini Cara Menerapkannya untuk ...

    Model Problem Solving adalah pendekatan atau kerangka kerja yang digunakan untuk menyelesaikan masalah atau menemukan solusi untuk tantangan tertentu. Dalam hal ini, "model" mengacu pada langkah-langkah atau proses sistematis yang diikuti untuk mengidentifikasi masalah, merumuskan tujuan, mengembangkan strategi, dan mengevaluasi solusi.

  24. 6 Pengertian Metode Problem Solving (pemecahan Masalah ...

    Baca Juga: Pengertian metode role playing menurut ahli Nurul Ramadhani Makarao, (2009:164), menjelaskan pengertian metode Problem Solving merupakan cara mengajar yang mengarah pada pencarian secara logis/masuk akal, kritis, dan analitis menuju suatu kesimpulan yang meyakinkan. Metode ini menitik beratkan pada terpecahkannya masalah secara logis, tepat, serta rasional.